Berita TerbaruDokumentasiHeadline

FEBRUARI 2017, KOTA MALANG INFLASI 0.24 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Februari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas..

Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Februari 2017 terjadi inflasi 0.24 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,25 pada Januari 2017 menjadi 128.49 pada Februari 2017. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0.1.69 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2017 terhadap Februari 2016 ) sebesar 3.91 persen.

Inflasi bulan Februari 2017 dipicu oleh beberapa komoditi, Tarip listrik, cabai rawit, , tarip pulsa ponsel, mobil, bawang merah, emas perhiasan, daging ayam ras, kontrak rumah, dan wortel dll.

Komoditi yang menghambat inflasi di bulan Februari 2017 antara lain Angkutan udara, beras, semen, tomat sayur, selada/ daun selada, telur ayam ras, mujair, pisang, kelapa dan bawang putih dll.

Beberapa komoditas mengalamai kenaikan yang cukup signifikan, yaitu kenaikan tarip listrik adalah kebijakan kenaikan perhitungan pelanggan yang pasca bayar.. dan menyebabkan kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi 1.21 persen.
Meningkatnya produksi semen nasional yang lebih tinggi dibandingkan permintaan pasar dan makin ketatnya persaingan industri semen, mengakibatkan turunnya harga semen di pasaran

Penyebab terjadinya inflasi bulan Februari 2017 adalah naiknya indeks harga konsumen secara umum. Dari tujuh kelompok pengeluaran, 6 kelompok mengalami inflasi dan 1 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan 0.78 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1.21 persen; kelompok sandang 1.72 persen; kelompok kesehatan 0.48 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0.20 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -2.05 persen, sebagaimana terlihat pada tabel 1.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada Februari 2017, yaitu: kelompok bahan makanan 0.1462 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.0614 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0.2988 persen; kelompok sandang 0.0929; kelompok kesehatan 0.0219, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0.0198 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan -0.3983 persen.

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan Februari 2017 mengalami inflasi 0.78 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 140.61 pada Januari 2017 menjadi 141.70 pada Februari 2017 .

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 6 sub kelompok mengalami inflasi dan 5 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 6.94 persen diikuti sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1.08 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 1.02 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0.87 persen, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.15 persen.dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0.11 persen.

Sedangkan 5 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok padi padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1.49 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 1.32 persen, sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 0.46 persen sub kelompok ikan diawetkan 0.08 persen, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.07 persen.

Kelompok ini pada Februari 2017 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.1462 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: cabe rawit sebesar 0.1399 persen, bawang merah sebesar 0.0287 persen, daging ayam ras sebesar 0.0249 persen, wortel sebesar 0.023 persen,tauge/ kecambah sebesar 0.019 persen, pir sebesar 0.0134 persen, cabai merah sebesar 0.0131 persen, apel sebesar 0.0116 persen, minyak goreng sebesar 0.0096 persen, melon sebesar 0.0082 persen, dll.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : beras 0.0582 persen, tomat sayur 0.021 persen, selada/ daun selada sebesar 0.0131 persen, telur ayam ras sebesar 0.0106 persen, mujair sebesar 0.0102 persen, pisang sebesar 0.0092 persen, kelapa sebesar 0.0082 persen, bawang putih sebesar 0.0083 persen, nanas sebesar 0.0072 persen, dll.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada Februari 2017 mengalami inflasi 0.37 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 127.49 pada Januari 2017 menjadi 127.96 pada Februari 2017.

Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0.92 persen diikuti sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0.64 persen dan sub kelompok makanan jadi sebesar 0.11 .
Kelompok ini pada Februari 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.0614 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : rokok kretek filter sebesar 0.0195 persen, kopi bubuk sebesar 0.0177 persen, martabak sebesar 0.0086 persen, rokok kretek sebesar 0.0084 persen, teh sebesar 0.0046 persen, rokok putih sebesar 0.0021 persen, minuman ringan sebesar 0.0012 persen, kacang kulit sebesar 0.0008 persen, selai/ jam sebesar 0.0006 persen, dll.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi turunnya harga gula pasir sebesar 0.0028 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok ini pada Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 1.21 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 120.92 pada bulan Januari 2017 menjadi 122.38 pada Februari 2017 .

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 4.04 persen diikuti sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0.50 persen, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.30 persen, dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0.03 persen .
Pada Februari 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.2988 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah tarip listrik sebesar 0.2172 persen, sewa rumah sebesar 0.0682 persen, kontrak rumah sebesar 0.0232 persen, besi beton sebesar 0.0118 persen, sabun detergent bubuk sebesar 0.0049 persen, pengharum/ pelembut cucian sebesar 0.0019 persen, sprey sebesar 0.0008 persen, dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga semen 0.0297 persen, dll.

4. S a n d a n g
Kelompok sandang pada Februari 2017 mengalami inflasi 1.72 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 114.01 pada Januari 2017 menjadi 115.97 pada Februari 2017.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi . Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang wanita sebesar 2.22 persen diikuti sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 1.95 persen, sub kelompok sandang laki-laki sebesar 1.69 persen, dan sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.81 persen .

Pada Februari 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0929 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga emas perhiasan sebesar 0.0261 persen, blus sebesar 0.0187 persen, baju kaos berkerah sebesar 0.0115 persen, gaun terusan sebesar 0.0094 persen, baju anak setelan 0.007 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi kaos dalam dan BH katun sebesar 0.0005, dan 0.0003 persen.

5. K e s e h a t a n
Kelompok kesehatan pada Februari 2017 mengalami inflasi 0.48 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 116.58 pada bulan Januari 2017 menjadi 117.14 pada Februari 2017. Dari 4 sub kelompok 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1.02 persen. diikuti sub kelompok obat obatan sebesar 0.69 persen sedangkan sub kelompok jasa perawatan jasmani dan sub kelompok jasa kesehatan tidak mengalami perubahan angka indeks.
Pada Februari 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0219 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga obat dengan resep sebesar 0.0067 persen, pasta gigi sebesar 0.0053 persen, lipstik 0.0045 persen, parfum sebesar 0.002 persen, deodorant sebesar 0.0015 persen, sikat gigi sebesar 0.001 persen, sabun mandi cair sebesar 0.0008 persen, dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi turunnya indeks harga jamu sebesar 0.0008 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 0.20 persen atau mengalami kenaikan angka indeks dari 125.91 pada Januari 2017 tetap menjadi 126.16 pada Februari 2017.
Dari 5 sub kelompok , 1 sub kelompok mengalami inflasi, dan 4 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah dan sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sebesar 1.33 persen, sedangkan sub kelompok olah raga , sub kelompok pendidikan, sub kelompok rekreasi dan sub kelompok kursus-kursus / pelatihan tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Februari 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0198 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga buku pelajaran SD sebesar 0.0147 persen, Buku pelajaran SMP sebesar 0.0044 persen, buku pelajaran akademi/ Universitas sebesar 0.0007 persen, dll

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Februari 2017 mengalami inflasi -2.05 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 136.33 pada Januari 2017 menjadi 133.53 pada Februari 2017.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 1 sub kelompok mengalami inflasi , 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami inflasi adalah sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 1.32 persen sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok Transpor sebesar 3.28 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan dan sub kelompok sarana dan penunjang transport tidak mengalami perubahan angka indeks.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Februari 2017 memberikan sumbangan inflasi -0.3983 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi.

adalah naiknya indeks harga tarip pulsa ponsel 0.0469 persen, mobil sebesar 0.0288 persen dan bensin pertamax sebesar 0.0186 persen.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks angkutan udara sebesar 0.492 persen, tarip kereta api sebesar 0.0006 persen, dll.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *