Berita TerbaruDokumentasiHeadline

Inflasi Maret 2016

 

Capture

biografis

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

 

  • Pada Maret 2016 di Kota Malang terjadi inflasi sebesar 0.02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123.69. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat 6 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kediri sebesar 0.09 persen dengan IHK sebesar 121.27diikuti Madiun 0.08 persen, dengan IHK sebesar 120.77, Jember inflasi 0.07 persen dengan IHK sebesar 120.99, Surabaya 0.06 persen dengan IHK sebesar 122.67 persen, Banyuwangi inflasi 0.03 persen dengan IHK sebesar 121.19 persen dan Malang inflasi 0.02 persen dengan IHK sebesar 123.69. Deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0.27 persen dengan IHK sebesar 120.80, dan Probolinggo sebesar 0.08 persen dengan IHK sebesar 121.54 .
  • Inflasi/ deflasi terjadi karena adanya kenaikan/ penurunan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan/ penurunan indeks kelompok pengeluaran. Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0.64 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0.09 persen; kelompok sandang 0.56 persen; kelompok kesehatan 0.34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0.10 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -0.88 persen.
  • Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2016 antara lain: bawang merah, cabai rawit, cabai merah, bawang putih, tongkol pindang, esemas perhiasan, daging sapi, obat dengan resep dan kelapa.
  • Sedangkan sepuluh komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Maret 2016 adalah: daging ayam ras, angkutan udara, telur ayam ras, kentang, tarip listrik, udang basah, pasir, daging ayam kampung, bensin pertamax, tomat sayur.
  • Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2016 sebesar 0.46 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Februari 2016 2014 ) sebesar 4.00 persen.

 

 

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

 

  1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2016 mengalami inflasi 0.64 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 135.14 pada Februari 2016 menjadi 135.69 pada Maret 2016 .

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 6 sub kelompok mengalami inflasi dan 5 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 18.84 persen, diikuti sub kelompok ikan diawetkan 4.56 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 1.00 persen. , sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0.96 persen, sub kelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0.21 persen, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.11 persen

Sedangkan 5 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 6.20 persen, diikuti sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 4.62 persen, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0.98 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 0.62 persen, dan sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.01 persen.

 

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.1243 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: bawang merah sebesar 0.1701 persen, cabai rawit sebesar 0.0789 persen, cabai merah sebesar 0.0567 persen, bawang putih sebesar 0.0508 persen, tongkol pindang sebesar 0.0281 persen, daging sapi 0.0133 persen, kelapa sebesar 0.0095 persen, kacang panjang sebesar 0.0078 persen, beras sebesar 0.0074 persen, pir sebesar 0.0058 persen, dll.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : daging ayam ras sebesar 0.1776 persen, telur ayam ras sebesar 0.1078 persen, kentang sebesar 0.0391 persen, udang basah sebesar 0.0163 persen, daging ayam kampung sebesar 0.0098 persen, tomat sayur sebesar 0.0054 persen, tauge/ kecambah sebesar 0.0046 persen, wortel sebesar 0.0041 persen,kakap merah sebesar 0.0027 persen rampela hati ayam sebesar 0.0015 persen, dll.

 

  1. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2016 mengalami inflasi 0.21 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 122.54 pada Februari 2016 menjadi 122.80 pada Maret 2016 .

Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0.86 persen diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0.07 persen, dan sub kelompok makanan jadi sebesar 0.06 persen .

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.0358 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : es sebesar 0.0205 persen, gula pasir sebesar 0.0044 persen, wafer sebesar 0.0025 persen, rokok kretek filter sebesar 0.0022 persen, air kemasan sebesar 0.0016 persen, telur asin sebesar 0.0013 persen, teh sebesar 0.0011 persen, biskuit sebesar 0.0010 persen , coklat batang sebesar 0.0004 persen, dll.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

 

  1. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada Maret 2016 mengalami inflasi sebesar -0.09 persen, atau terjadi penurunan angka indeks dari 117.56 pada bulan Februari 2016 menjadi 117.46 pada Maret 2016 .

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi, 2 sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0.06 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.01 persen, sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air dan sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0.02 persen

Pada Maret 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0212 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah sewa rumah sebesar 0.0092 persen, mesin cuci sebesar 0.0006 persen, juicer sebesar 0.0005 persen, sprey sebesar 0.0002 persen, microwave sebesar 0.0001 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga tarip listrik sebesar 0.0192 persen, dan pasir sebesar 0.0128 persen dll.

 

  1. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Maret 2016 mengalami inflasi 0.56 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 111.14 pada Februari 2016 menjadi 111.76 pada Maret 2016 .

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 1.14 persen diikuti sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.48 persen , sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0.42 persen, sub kelompok sandang wanita sebesar 0.21 persen, dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.01 persen .

Pada Maret 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0305 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naikknya indeks emas perhiasan sebesar 0.0158 persen, pampers sebesar 0.0050 persen, celana panjang jeans sebesar 0.0031 persen, kemeja pendek katun sebesar 0.0021 persen, pembalut wanita sebesar 0.0020 persen, baju muslim sebesar 0.0009 persen, sandal sebesar 0.0006 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

 

  1. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Maret 2016 mengalami inflasi 0.34 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 112.73 pada bulan Februari 2016 menjadi 113.11 pada Maret 2016 .

Dari 4 sub kelompok semua 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok obat obatan sebesar 1.16 persen, diikuti sub kelompok jasa perawatan jasmani sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0.27 persen sedangkan sub kelompok jasa kesehatan tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Maret 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0155 persen.Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks obat dengan resep sebesar 0.0096 persen, pasta gigi sebesar 0.0026 persen, facial sebesar 0.0014 persen, sikat gigi 0.0006 persen, deodorant sebesar 0.0003 persen, obat batuk sebesar 0.0002 persen, sabun mandi cair sebesar 0.0002 persen, dll

.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

 

  1. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0.10 persen atau mengalami kenaikan angka indeks dari 118.06 pada Februari 2016 tetap menjadi 118.18 pada Maret 2016.

Dari 5 sub kelompok , 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok olah raga sebesar 1.06 persen diikuti sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan dan sub kelompok pendidikan sebesar 0.43 persen dan sub kelompok rekreasi sebesar 0.08 persen sedangkan sub kelompok kursus-kursus / pelatihan, tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Maret 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0097 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah naiknya indeks harga buku pelajaran SD sebesar 0.0026 persen, buku pelajaran SMP sebesar 0.0017 persen, kamera dan sepatu olah raga pria sebesar 0.016 persen, buku pelajaran SMA sebesar 0.0014 persen , buku pelajaran SMA sebesar 0.0007 persen ,dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

 

  1. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2016 mengalami inflasi -0.88 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 132.59 pada Februari 2016 menjadi 131.42 pada Maret 2016.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 1 sub kelompok mengalami inflasi , 2 sub kelompok mengalami deflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami deflasi adalah sub kelompok transport sebesar 1.26 persen dan dan kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0.05 persen.

Sedangkan sub kelompok Sarana dan Penunjang transpor dan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi -0.1729 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga bahan pelumas/ oli sebesar 0.0074 persen, pemeliharaan/ servis sebesar 0.0045 persen, tarip kereta api sebesar 0.0004 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga angkutan udara sebesar 0.1737 persen, bensin pertamax sebesar 0.0097 persen, dan telepon seluler sebesar 0.0018 persen.

 

PERBANDINGAN INFLASI BULANAN, TAHUN KALENDER

DAN YEAR ON YEAR KOTA MALANG

 

Laju inflasi tahun kalender (Maret 2016 – Maret 2016 ) sebesar 0.46 persen. Besarnya laju inflasi ”year on year” untuk Maret 2016 terhadap Maret 2015 sebesar 4.00 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2014 dan 2015 masing-masing 0.43 persen dan 0.34 persen, tingkat inflasi kumulatif pada periode yang sama tahun 2014 dan 2015 adalah 1.51 persen dan -0.19 persen sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Maretr 2014 terhadap Maret 2015 dan Maret 2015 terhadap Maret 2016 masing-masing 7.19 persen dan 6.33 persen.

 

Tabel 3

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year, Tahun 2010 – 2016

 tabel 3

 

Gambar 2.

Inflasi bulanan Kota Malang Tahun 2010-2016

 gambar 2

 

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender ( Maret 2016 -Maret 2016)

Tahun 2010 -2016

 gambar 3

 

Gambar 4

Perbandingan Inflasi Year On Year, 2010-2016

 gambar 4

 

PERBANDINGAN INFLASI 8 KOTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN 8 KOTA DI JAWA TIMUR, JAWA TIMUR DAN NASIONAL

 

Pada bulan Maret 2016 kota Malang mengalami inflasi 0.02 persen dibandingkan dengan 7 kota lainnya di Jawa Timur. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur 6 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi (lihat tabel 4).

 

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2016

8 Kota IHK di Jawa Timur , Jawa Timur dan Nasional (2012=100)

tabel 4

 

sensus ekonomi 2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *