Berita TerbaruDokumentasiHeadline

DESEMBER 2016, KOTA MALANG INFLASI 0.58 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Desember 2016 terjadi inflasi 0.58 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125.62 pada Novemberi 2016 menjadi 126.35 pada Desember 2016. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 2.62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015 ) sebesar 2.62 persen. Inflasi bulan Desember 2016 dipicu oleh beberapa komoditi, Angkutan udara, telur ayam ras, bensin, daging ayam ras, cabai rawit, tarip pulsa ponsel, mujair, besi beton, wortel, dan kembang kol dll.

Komoditi yang menghambat inflasi di bulan Desember 2016 antara lain cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, apel, semen, pisang, tongkol pindang, , mesin cuci, kentang, dan melon dll.

Beberapa komoditas bahan makanan mengalami penurunan harga seperti daging ayam ras, kentang, telur ayam ras karena permintaan sudah mulai normal kembali dibanding bulan kemarin banyak masyarakat yang mempunyai hajat. Harga emas perhiasan juga mengalami penurunan, sehingga menyebabkan kelompok sandang mengalami deflasi -0.005 dan menjadikan kota Malang inflasi sebesar 0.58 persen.

Meningkatnya produksi semen nasional yang lebih tinggi dibandingkan permintaan pasar dan makin ketatnya persaingan industri semen, mengakibatkan turunnya harga semen di pasaran dan menyebabkan kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi 0.46 persen, karena disumbang oleh kenaikan tarif listrik yang mulai diberlakukan lagi

Penyebab terjadinya inflasi bulan Desember 2016 adalah naiknya indeks harga konsumen secara umum. Dari tujuh kelompok pengeluaran, 5 kelompok mengalami inflasi dan 2 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan 0.25 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0.02 persen; kelompok sandang -0.90 persen; kelompok kesehatan 0.17 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga -0.04 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 2.97 persen., sebagaimana terlihat pada tabel 1.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada Desember
2016, yaitu: kelompok bahan makanan 0.3008 persen; kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau 0.0116 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar 0.1139 persen; kelompok sandang -0.005 ; kelompok kesehatan 0.0055, kelompok
pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0.0000 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan
jasa keuangan 0.0183 persen.

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2016 mengalami inflasi 0.58 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 136.98 pada November 2016 menjadi 137.32 pada Desember 2016.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 7 sub kelompok mengalami inflasi dan 4 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 0.41 persen diikuti sub kelompok sayur-sayuran sebesar 2.79 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 1.76 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0.78 persen, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0.63 persen. sub kelompok padi padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0.10 persen, dan sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.07
persen.

Sedangkan 4 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 3.69 persen, diikuti sub kelompok ikan diawetkan 1.50 Berita Resmi Statistik No.01 Th. XVIII, 3 Januari 2017 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 1.31 persen,dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.51 persen.

Kelompok ini pada Desember 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0483 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: telur ayam ras sebesar 0.0855 persen, daging ayam ras sebesar 0.0373 persen, cabai rawit sebesar 0.0365 persen, mujair sebesar 0.0188 persen, wortel sebesar 0.0156 persen, kembang kol sebesar 0.0135 persen, pir sebesar 0.0133 persen, tomat sayur sebesar 0.011 persen, bawang putih sebesar 0.0092 persen, sawi putih sebesar 0.0086 persen, semangka sebesar 0.0068 persen, kelapa sebesar 0.0057 persen, selada/ daun selada sebesar 0.0056 persen, dll.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : cabai merah sebesar 0.0903 persen, bawang merah sebesar 0.0558 persen, apel 0.0315 persen, pisang 0.0013 persen, tongkol pindang sebesar 0.0113 persen, ayam nuggets sebesar 0.0105 persen, kentang sebesar 0.0075 persen, melon sebesar 0.0073 persen, kacang panjang sebesar 0.0047 persen, kangkung sebesar 0.004 persen, dll.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada Desember 2016 mengalami inflasi 0.07 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 126.19 pada November 2016 menjadi 126.28 pada Desember 2016. Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Inflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0.20 persen diikuti sub kelompok makanan jadi sebesar 0.04 persen sedangkan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan angka indeks.
Kelompok ini pada Desember 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.0111 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : kopi bubuk sebesar 0.0075 persen, kue kering sebesar 0.0031 persen, biskuit sebesar 0.0015 persen, teh sebesar 0.0009 persen, sirop sebesar 0.0006 persen, dll.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi turunnya harga gula pasir sebesar 0.0011 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok ini pada Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0.02 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 118.99 pada bulan November 2016 menjadi 119.01 pada Desember 2016 .

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.20 persen. diikuti sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0.07 persen sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0.04 persen sedangkan sub kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0.36 persen.

Pada Desember 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0048 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah besi beton sebesar 0.017 persen, pasir sebesar 0.0074 persen, tarip listrik sebesar 0.0035 persen, sabun detergent bubuk/ cair sebesar 0.0034 persen, sprey sebesar 0.0006 persen ongkos binatu/ laundry sebesar 0.0006 persen, bad cover dan pembersih lantai sebesar 0.0002 persen, pembersih kaca sebesar 0.0003 persen, pengharum/ pelembut cucian, sabun cair/ cuci piring sebesar 0.0001 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga semen 0.0194 persen . mesin cuci sebesar 0.009 persen, dll.

4. S a n d a n g
Kelompok sandang pada Desember 2016 mengalami inflasi – 0.90 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 114.30 pada November 2016 menjadi 113.27 pada Desember 2016.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi , 1 sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0.22 persen, sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.04 persen dan sub kelompok sandang wanita sebesar 0.01 persen, sedangkan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain mengalami deflasi sebesar 3.85 persen .

Pada Desember 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0503 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga kemeja panjang batik sebesar 0.0013 persen, celana panjang
jeans sebesar 0.0007 persen, pampers sebesar 0.0006 persen, celana panjang katun dan kemeja panjang katun sebesar 0.0005 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi emas perhiasan sebesar 0.054 persen.

5. K e s e h a t a n
Kelompok kesehatan pada Desember 2016 mengalami inflasi 0.17 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 115.10 pada bulan November 2016 menjadi 115.44 pada Desember 2016 .

Dari 4 sub kelompok 1 sub kelompok mengalami inflasi dan 3 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0.52 persen sedangkan sub kelompok obat obatan , sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Desember 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.008 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga sabun mandi sebesar 0.0064 persen, deodorant dan sabun wajah sebesar 0.0005 persen, pasta gigi 0.0004 persen, hand body lotion dan sabun mandi cair sebesar 0.0001 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Desember 2016 mengalami inflasi sebesar -0.04 persen atau mengalami penurunan angka indeks dari 125.92 pada November 2016 tetap menjadi 125.87 pada Desember 2016.

Dari 5 sub kelompok , 1 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 3 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sebesar 0.05 persen, sub kelompok rekreasi mengalami deflasi sebesar 0.23 persen, sedangkan sub kelompok olah raga , sub kelompok pendidikan dan sub kelompok kursus-kursus / pelatihan tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Desember 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0041 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga buku pelajaran akademi/ universitas sebesar 0.0005 persen, pulpen/ ballpoint sebesar 0.0001 persen, , dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah komputer tablet sebesar -0.0045 persen dan VCD/ DVD player sebesar 0.0002 persen..

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Desember 2016 mengalami inflasi 2.97 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 129.94 pada November 2016 menjadi 133.93 pada Desember 2016.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 3 sub kelompok mengalami inflasi , dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami inflasi adalah sub kelompok Transpor sebesar 3.94 persen diikuti sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0.79 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0.52 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2016 memberikan sumbangan inflasi 0.5627 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga angkutan udara sebesar 0.4732 persen, bensin pertamax sebesar 0.0468 persen, tarip pulsa ponsel 0.0293 persen, cuci kendaraan sebesar 0.0047 persen, pemeliharaan/ service sebesar 0.0044 persen, tarip kereta api sebesar 0.0041 persen, bahan pelumas/ oli sebesar 0.0018 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks telepon seluler sebesar 0.0019 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *