Dokumentasi

Menengok Cerita Posyandu Disabilitas Parikesit; Salah Satu Bukti Perhatian Besar Sutiaji – Edi untuk Difabel

Malang (22/7/2023) – Candaan renyah yang dilempar Bung Edi ramah menyapa satu demi satu penyandang disabilitas yang memadati Kantor Kelurahan Polehan. Gelak tawa lantas menyahut dari mereka yang raut wajahnya kian berbinar kala berdialog denganya. “Pak Edi, piye kabare? Sehat nggih?” sedikit berseru seorang warga spontan melontarkan pertanyaan tersebut menggambarkan buncahnya ia disambangi Wakil Walikota Malang ini. Suasana semakin riuh kala Bung Edi memborong setumpuk keset kain perca hasil karya Fatah (24); seorang berkebutuhan khusus yang turut hadir pada keramaian pagi itu. Sontak Fatah bersorak dari kursi rodanya menyambut gembira hasil karyanya diminati Bung Edi.

Pada salah satu sudut ruangan, perhatian Bung Edi terhenti pada seseorang yang jemarinya sibuk meraba huruf braile yang disodorkan terapis. Decak kagum Bung Edi mengiringi saat seseorang yang ia amati menebak dengan benar angka-angka yang berhasil diraba jarinya. Sementara pada giliran selanjutnya seorang wanita paruh baya asyik menghitung jumlah tumpukan balok pada sebuah permainan edukatif dan menyebutkan warnanya satu persatu. Kemudian pada sisi lainnya lagi sebuah kasur dihamparkan menjadi alas, lalu seorang terapis sibuk menggerak-gerakkan kaki pasien yang sedang berbaring.

Inilah suasana yang tergambar saat kegiatan Posyandu Disabilitas Parikesit yang rutin dilakukan Kelurahan Polehan pada setiap bulannya. Posyandu ini menjadi pionir Posyandu Disabilitas di Kota Malang; pertama kali dicetuskan pada Desember 2022 dan telah rutin beroperasi sejak Januari lalu. Dalam memberikan layanan, posyandu ini menggandeng Kelompok Inklusi Disabilitas, Puskesmas Kendalkerep, serta salah satu klinik kesehatan. Tidak terbatas pada penyandang disabilitas tertentu, posyandu ini menangani penyandang tuna daksa, tuna netra, tuna wicara, tuna rungu, maupun tuna grahita.

Sejumlah kegiatan yang dilakukan untuk para difabel antara lain cek kesehatan, pemberian terapi dasar untuk aspek motorik dan kognitif, maupun pelatihan kerajinan. Antara lain kerajinan keset kain perca, bros manik-manik, lukisan, kain batik, maupun kerajinan lempengan logam. Tidak hanya untuk warga Polehan, sejumlah difabel dari kelurahan lain juga bisa mendapatkan pelayanan di sini.

Upaya positif Kelurahan Polehan mengundang apresiasi dari Bung Edi, sapaan akrab Wakil Walikota Malang. Menurutnya, ini menjadi sejalan dengan visi misi Pemerintah Kota Malang dalam menghadirkan layanan dasar salah satunya fasilitas kesehatan bagi semua warga termasuk bagi kelompok rentan seperti para disabilitas.

“Tentu apresiasi kami sampaikan untuk Kelurahan Polehan. Ini menjadi komitmen kita bersama untuk terus mewujudkan Kota Malang ramah disabilitas. Hari ini kita melihat secara langsung kegiatan daripada Posyandu Disabilitas. Mudah-mudahan layanan pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan dari hari ke hari itu mampu dirasakan oleh masyarakat, baik anak-anak secara umum maupun keluarga disabilitas termasuk

warga secara keseluruhan,” ungkapnya.

Bung Edi juga mengacungi jempol adanya pelatihan keterampilan untuk difabel yang dapat mengasah kemandirian mereka. “Prinsipnya bagaimana anak-anak kita menjadi sehat, yang kedua anak-anak ini terampil dan akhirnya mandiri. Karena yang namanya orang tua mendampingi itu pada saatnya kan juga harus pisah. Kalau anak-anak itu dibekali dengan Kesehatan yang baik, pola hidup yang baik apalagi diberikan keterampilan, Insyallah bisa mandiri. Makanya kegiatan tadi juga diiringi dengan produk-produk keterampilan yang dihasilkan oleh anak-anak kita,” kata Bung Edi.

Kehadiran Posyandu Disabilitas Parikesit ini tak pelak mengundang antusiasme masyarakat. Salah satunya Mutmainah, orang tua Fatah penyandang disabilitas tuna daksa, yang tergabung dalam Posyandu ini. Ia mengaku kehadiran Posyandu Disabilitas Parikesit telah memudahkan masyarakat sekitar utamanya para difabel dalam hal memeriksakan kesehatannya.

“Bagus, karena lebih dekat dari wilayah ini sendiri. Dulunya kita ada posko di kecamatan. Terus kita dari sini ada warga kalau mau ke klinik juga kejauhan, juga (terkendala, red) transport dan yang mau antar. Makanya ada posyandu di kelurahan sendiri mereka senang. Ada penguluran (terapi, red) untuk tuna daksa dan CP (Cerebral Palsy, red). Periksa kesehatan juga rutin dan klinik serta vitamin,” terangnya.

Di akhir kegiatan, tim Humas Kota Malang juga menyempatkan berbincang dengan Fatah. Ia mengaku senang dengan kehadiran Wakil Walikota Malang terlebih hasil karyanya memikat perhatian Bung Edi. Ketika ditanya ia sempat menitipkan pesan kepada Wawali Malang; “Semoga sehat, terus mendukung anak difabel supaya kedepannya lebih berkarya lagi,” ungkap Fatah sembari tersenyum simpul. (sfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *