Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai April 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak
136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.
Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas..
Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada April 2016 terjadi inflasi –
0.40 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123.69 pada Maret 2016 menjadi 123.20 pada April 2016. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0.06 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2016 terhadap April 2015 ) sebesar 3.09 persen.
Inflasi bulan April 2016 dipicu oleh beberapa komoditi, antara lain minyak goreng, tomat sayur, gula pasir, bawang merah, buah pir, rokok kretek, udang basah, siomay, sepeda motor dan angkutan udara . Kondisi cuaca yang tidak menentu dan menipisnya stok di pasaran mengakibatkan kelangkaan beberapa komoditi bahan makanan tersebut. Gula pasir mengalami kenaikan harga karena berkurangnya stok sedangkan musim giling tebu pada tahun 2016 baru dimulai pada bulan Mei 2016.
Komoditi yang meghambat inflasi di bulan Maret 2016 antara lain bensin, cabai merah, beras, tongkol pindang, cabai rawit, telepon seluler, tarip listrik, kentang, telur ayam ras, mujair dan solar
Penyebab terjadinya deflasi bulan April 2016 adalah turunnya indeks harga konsumen pada tiga kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi tertinggi adalah kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,70 persen, diikuti kelompok bahan makanan sebesar 1.01 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,61 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,61 persen, kelompok sandang sebesar 0,21 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen sebagaimana terlihat pada tabel 1.
Deflasi bulan April 2016 dipicu oleh beberapa komoditi, antara lain komoditas bensin, beras, cabai merah, tarif listrik, telepon seluler, cabai rawit, kentang, solar, pasir, dan mujair. Sejak 1 April 2016, Pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), yaitu komoditi bensin jenis premium dan solar. Harga bensin premium turun dari Rp 6.950,- menjadi Rp 6,450,- sedangkan harga solar turun dari Rp 5.650,- menjadi Rp 5.150,-. Sedangkan untuk tarif listrik, PT PLN (Persero) menurunkan tarif listrik untuk 12 golongan pelanggan yang menggunakan skema tarif penyesuaian (adjustment). Penurunan tersebut berlaku sejak 1 April 2016.
Untuk komoditi bahan makanan, selain beras yang sedang dalam masa panen, komoditi cabai merah dan cabai rawit juga mengalami penurunan harga seiring dengan adanya panen raya di beberapa daerah di Jawa Timur, antara lain Kediri, Mojokerto, Tuban, Lamongan dan wilayah Madura.
Tabel 1
IHK dan Tingkat Inflasi Kota Malang April 2016, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok/Sub kelompok |
IHK
April 2015 |
IHK
Desember 2015 |
IHK
April 2016 |
% perub thd Maret 2016 |
Tahun Kalender |
Y o Y |
[2] | [4] | [5] | [6] | [7] | [8] | [9] |
U M U M / T O T A L | 119,51 | 123,12 | 123,20 | -0,40 | 0,06 | 3,09 |
BAHAN MAKANAN | 121,33 | 130,85 | 134,63 | -1,01 | 2,89 | 10,96 |
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU | 117,84 | 121,29 | 123,55 | 0,61 | 1,86 | 4,85 |
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR | 115,57 | 117,29 | 117,43 | -0,03 | 0,12 | 1,61 |
SANDANG | 108,70 | 108,23 | 111,99 | 0,21 | 3,47 | 3,03 |
KESEHATAN | 110,89 | 112,39 | 113,80 | 0,61 | 1,25 | 2,62 |
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA | 109,08 | 117,94 | 118,19 | 0,01 | 0,21 | 8,35 |
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN | 136,63 | 136,40 | 129,18 | -1,70 | -5,29 | -5,45 |
1) Persentase perubahan IHK April 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya
2) Persentase kumulatif IHK Januari 2016 terhadap IHK April 2016
3) Persentase perubahan IHK April 2016 terhadap IHK April 2015
Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada April 2016, yaitu: kelompok bahan makanan -0.2024 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.1015 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar — 0.0048 persen; kelompok sandang 0.0116 ; kelompok kesehatan 0.0278, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0.0009 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan -0.3304 persen .
Tabel 2
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Malang (2012=100)
April 2016 (persen)
Kelompok Pengeluaran | Andil Inflasi (%) |
(1) | (2) |
U M U M |
-0.40 |
1. Bahan Makanan | -0.2024 |
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau | 0,1015 |
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar | -0,0048 |
4. Sandang | 0.0116 |
5. Kesehatan | 0,0278 |
6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga
7. Transportasi Dan Jasa Keuangan |
0,0009
-0.3304 |
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan April 2016 mengalami inflasi -1.01 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 135.69 pada Maret 2016 menjadi
134.63 pada April 2016 .
Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 7 sub kelompok mengalami inflasi dan 4 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok lemak dan minyak sebesar 4.93 persen diikuti sub kelompok sayur-sayuran sebesar 4.73 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 2.71 persen. sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 1.25 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 0.53 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0.47 persen, dan sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.01 persen.
Sedangkan 5 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 9.37 persen,diikuti sub kelompok ikan diawetkan 5.01 persen, sub kelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 3.17 persen, dan sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 0.70 persen,
Kelompok ini pada April 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar – 0.2024 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara
lain: Minyak goreng sebesar 0.0448 persen, tomat sayur sebesar 0.0443 persen, bawang merah sebesar 0.0296 persen, pir sebesar 0.0246 persen, udang basah sebesar 0.0195 persen, bawang putih sebesar 0.0169 persen, jagung manis sebesar 0.0149 persen, pepaya sebesar 0.0111persen, kelapa 0.0110 persen, kembang kol sebesar 0.0106 persen, dll.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : cabai merah sebesar 0.2316 persen, beras sebesar 0.1357 persen, tongkol pindang sebesar 0.0357 persen, cabai rawit sebesar 0.0328 persen, kentang sebesar 0.0179 persen, telur ayam ras sebesar 0.0163 persen, mujair sebesar 0.0113 persen, cumi- cumi sayur sebesar 0.0044 persen, jeruk sebesar 0.0039 persen, bayam sebesar 0, dll.
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada April 2016 mengalami inflasi 0.61 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 122.80 pada Maret 2016 menjadi 123.55 pada April 2016 .
Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1.08 persen diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar
0.69 persen, dan sub kelompok makanan jadi sebesar 0.43 persen .
Kelompok ini pada April 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.1015 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : gula pasir sebesar 0.0304 persen, rokok kretek sebesar 0.0214 persen, siomay sebesar 0.0184 persen, gulai sebesar 0.0077 persen, rawon sebesar 0.005 persen, gado-gado sebesar 0.0049 persen, ikan goreng sebesar 0.0032 persen , kopi bubuk sebesar 0.0026 persen, air kemasan sebesar 0.0021 persen, dll.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok ini pada April 2016 mengalami inflasi sebesar -0.03 persen, atau terjadi penurunan angka indeks dari 117.46 pada bulan Maret 2016 menjadi 117.43 pada April 2016 .
Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi, dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks.. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0.58 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.43 persen, sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebasar 0.56 perse. Sedangkan sub kelompok biaya tempat tinggal tidak mengalami perubahan angka indeks.
Pada April 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0048 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah jasa pembuangan sampah sebesar 0.0073 persen, meja kursi tamu sebesar 0.0045 persen, kasur sebesar 0.0031 persen, lemari pakaian sebesar 0.0029 persen, sabun detergent bubuk/ cair sebesar 0.0022 persen, sprey sebesar 0.0019 persen, dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga tarip listrik sebesar 0.0285 persen.
4. S a n d a n g
Kelompok sandang pada April 2016 mengalami inflasi 0.21 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 111.76 pada Maret 2016 menjadi 111.76 pada April 2016 .
Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang wanita sebesar 0.52 persen, diikuti sub kelompok sandang laki- laki sebesar 0.26 persen ,dan sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.25 persen sedangkan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain mengalami deflasi sebesar 0.23 persen
Pada April 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0116 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga pembalut wanita sebesar 0.007 persen, kerudung/ jilbab sebesar 0.0024 persen, sepatu sebesar 0.0017 persen, celana pendek laki-laki sebesar 0.0011 persen, pakaian bayi sebesar 0.0011 persen, baju kaos tanpa kerah/ t-shirt sebesar
0.001 persen, seragam sekolah pria sebesar 0.0009 persen, dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga emas perhiasan sebesar 0.0055 persen..
5. K e s e h a t a n
Kelompok kesehatan pada April 2016 mengalami inflasi 0.34 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 112.73 pada bulan Maret 2016 menjadi 113.11 pada April 2016 .
Dari 4 sub kelompok semua semua sub kelompok mengalami inflasi Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok jasa perawatan jasmani diikuti sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0.63 persen, sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0.34 persen dan sub kelompok obat obatan sebesar 0.32 persen.
Pada April 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0278 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks tarip dokter gigi sebesar 0.0074 persen, ceambath sebesar 0.0067 persen, obat gosok sebesar 0.0027 persen, biaya untuk KB 0.0023 persen, pelembab sebesar 0.0016 persen, shampo sebesar 0.0013 persen, facial sebesar 0.0011 persen, dll
.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada April 2016 mengalami inflasi sebesar 0.10 persen atau mengalami kenaikan angka indeks dari 118.06 pada Maret 2016 tetap menjadi 118.18 pada April 2016.
Dari 5 sub kelompok , 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok kursus-kursus / pelatihan sebesar 0.16 persen dan sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok rekreasi sebesar 0.01 persen sedangkan sub kelompok pendidikan dan sub kelompok olah raga tidak mengalami perubahan angka indeks.
Pada April 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0009 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah naiknya indeks harga kursus komputer sebesar 0.0011 persen, kertas HVS sebesar 0.0001 persen,dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi turunnya indeks harga flash disk.
7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada April 2016 mengalami inflasi -0.88 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 132.59 pada Maret 2016 menjadi 131.42 pada April 2016.
Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 1 sub kelompok mengalami inflasi , 2 sub kelompok mengalami deflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami deflasi adalah sub kelompok transport sebesar 2.20 persen dan dan kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0.85 persen.
Sedangkan sub kelompok Sarana dan Penunjang transpor dan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks.
Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2016 memberikan sumbangan inflasi -0.3304 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga sepeda motor sebesar 0.018 persen, angkutan udara sebesar 0.0176 persen,mobil sebesar 0.0119 persen, ban luar mobil sebesar 0.0007 persen, biaya pengiriman barang sebesar 0.0004 persen, dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga bensin pertamax sebesar 0.3359 persen, telepon seluler sebesar 0.0307 persen. , solar sebesar 0.0069 persen, tarip kereta api sebesar 0.0059 persen