Gambaran ini diberikan oleh Walikota Malang Sutiaji dalam rakor ini untuk menjadi perhatian dalam proses penerimaan mahasiswa baru tahun 2020. Kondisi new normal ini memang tidak ideal seperti pada tahun-tahun sebelum pandemi covid-19. Kegiatan seleksi penerimaan mahasiswa baru merupakan hal yang penting untuk mendapatkan calon mahasiswa baru yang berkualitas dan memiliki kompetensi dasar yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Perwakilan dari APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia), Prof. Dyah Sawitri menyampaikan bahwa PTS mempunyai konsep yang sama dan komitmen tidak merugikan masyarakat Kota Malang. “Untuk rekruitmen mahasiswa baru ada tata cara sendiri di masing-masing kampus, salah satunya adalah online.” Ujar Prof Dyah yang juga menjabat Rektor Universitas Gajayana Malang.
Ketua Tim Pertimbangan Percepatan Pembangunan Daerah Kota Malang, Prof. M. Bisri menyampaikan urun rembug pemikirannya bahwa dalam penerimaan mahasiswa baru dalam kondisi pandemi ini sifatnya darurat. “Memang penerimaan mahasiswa baru itu kalo SMM PTN(Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di kelola pusat Jakarta, SBM PTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) sifatnya juga dikelola pusat oleh karena itu menghimbau saja dari sini. Atas dasar dari rapat ini, dihimbau pelaksanaannya tidak mendatangkan calon mahasiswa” ujar Prof Bisri.
“SBM PTN memang dari kantor pusat, tetapi mestinya bisa. Karena kita ini akan menerima baru, bahkan kalo UB dan UM itu memilih karena yang mendaftar dah puluhan ribu.” Ujar Prof Bisri.(EM)