“Belajar dari besarnya energi sosial tersebut, kami berdua (red. Walikota dan Wakil Walikota), akan merumuskan sebuah mekanisme menghimpun dana sosial sebagai salah satu pilar penggerak pembangunan. Salah satunya melalui pintu Bazda. Dan kalo kita tengok kembali warisan leluhur kita, maka dulu kita juga mengenal istilah “jimpitan”, yang kelihatannya sederhana, tapi bila diseriusi itu mampu menghubungkan mata rantai energi sosial dari satu rumah ke rumah yang lain, dan sekaligus mampu mengikat kebersamaan sosial kita, “tutur Sofyan Edi Jarwoko, yang kenyang pengalaman di dewan kota Malang.
Sementara itu dana sosial peduli Palu yang mampu dihimpun Aksi Cepat Tanggap dan juga muda mudi kota Malang yang keanggotaannya meliputi pelaku seni, budayawan, pengusaha serta pelajar kota Malang, terhimpun sebesar Rp 22.590.900. Acara yang di gelar di rumah makan kertanegara (4/11 ’18), seperti yang ditutur Imam Muslich selaku tokoh muda Malang, akan terus dikembangkan dalam giat giat sosial lainnya.