Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen,
khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia,
tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal
bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai Juni 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar
2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru
(2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket
komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup
(SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama
dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola
konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota
besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16
merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan
total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak
136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap
triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.
Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat
dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349
komoditas..
Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Juni 2016 terjadi inflasi
0,63 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123.20 pada Mei
2016 menjadi 124.17 pada Juni 2016. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0.85 persen
dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2016 terhadap Juni 2015 ) sebesar 3.04 persen.
Inflasi bulan Juni 2016 dipicu oleh beberapa komoditi, antara lain Angkutan udara,
telur ayam ras, daging ayam ras, beras, gula pasir, apel, pisang, mujair, rokok kretek, dan
kentang . Komoditi bahan makanan mengalami kenaikan harga seiring dengan
meningkatnya permintaan selama Ramadhan tahun ini. Naiknya harga gula pasir dipicu oleh
semakin menipisnya stok gula di pasaran akibat berhentinya aktivitas produksi pabrik gula
yang saat ini baru memasuki musim giling tebu.
Komoditi yang meghambat inflasi di bulan Mei 2016 antara lain bawang merah,
semen, cabai merah, tongkol pindang, tarip kereta api, cabai rawit, udang basah, jagung
manis, tomat buah, dan terong panjang. Beberapa komoditas bahan makanan mengalami
penurunan harga karena masih dalam masa panen dan stok melimpah, antara lain
komoditas bawang merah, tomat sayur, cabai merah, tomat buah dan cabai rawit.
Meningkatnya produksi semen nasional yang lebih tinggi dibandingkan permintaan pasar
dan makin ketatnya persaingan industri semen, mengakibatkan turunnya harga semen di
pasaran.
Penyebab terjadinya inflasi bulan Juni 2016 adalah naiknya indeks harga konsumen
pada lima kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi
adalah kelompok bahan makanan sebesar 1.17 persen diikuti kelompok transport,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1.13 persen, kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau sebesar 0,99 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen,
kelompok sandang sebesar 0,30 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga
sebesar 0,17 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah
kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13 persen sebagaimana
terlihat pada tabel 1.
Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada Juni 2016, yaitu: kelompok bahan makanan 0.2258 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.1667 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0.0313 persen; kelompok sandang 0.0166 ; kelompok kesehatan 0.0143, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0.0162 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan 0.2179 persen .
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
- Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2016 mengalami inflasi 1.17
persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 133.98 pada Mei 2016 menjadi
135.55 pada Juni 2016 .
Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 9 sub kelompok
mengalami inflasi dan 2 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub
kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 3.87 persen diikuti sub kelompok
buah-buahan sebesar 2.97 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar
2.95 persen, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 2.65 persen, sub kelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1.79 persen , sub kelompok lemak dan
minyak sebesar 1.41 persen , sub kelompok ikan segar sebesar 1.39 persen, sub
kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.84 persen,dan sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.21 persen . Sedangkan 2 sub kelompok yang mengalami deflasi
adalah sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 6,25 persen , dan sub kelompok ikan
diawetkan 3.74 persen.
Kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.2258
persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: telur
ayam ras sebesar 0.082 persen, daging ayam ras sebesar 0.076 persen, beras
sebesar 0.0669 persen, apel sebesar 0.0325 persen, pisang sebesar 0.0212 persen,
mujair sebesar 0.0186 persen, kentang sebesar 0.0176 persen, wortel sebesar
0.0137 persen, kelapa sebesar 0.0117 persen, minyak goreng sebesar 0.0048
persen, dll.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain :
bawang merah sebesar 0.0811 persen, cabai merah sebesar 0.0364 persen, tongkol
pindang sebesar 0.0275 persen, cabai rawit sebesar 0.0109 persen, udang basah
sebesar 0.0044 persen, jagung manis sebesar 0.0039 persen, tomat buah sebesar
0.0034 persen, terong panjang sebesar 0.0032 persen, sawi putih sebesar 0.0021
persen, tauge/ kecambah sebesar 0,0014 persen. dll.
- Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami inflasi 0.99 persen atau terjadi
kenaikan angka indeks dari 124.11 pada Mei 2016 menjadi 125.34 pada Juni
2016 .
Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini semua sub kelompok
mengalami inflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol
sebesar 2.03 persen diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar
1.00 persen dan sub kelompok makanan jadi sebesar 0.11 persen . Kelompok ini pada Juni 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.1667 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : gula
pasir sebesar 0.0627 persen, rokok kretek sebesar 0.0185 persen, rawon sebesar
0.0174 persen, martabak sebesar 0.0169 persen, rokok kretek filter sebesar 0.0112
persen, sate sebesar 0.0111 persen, gado-gado sebesar 0.0048 persen , kue basah
sebesar 0.0044 persen, kue kering sebesar 0.0043 persen, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
- Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Kelompok ini pada Juni 2016 mengalami inflasi sebesar -0.13 persen, atau
terjadi penurunan angka indeks dari 117.27 pada bulan Mei 2016 menjadi 117.12
pada Juni 2016 .
Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 3 sub kelompok mengalami inflasi, 1
sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub
kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebasar 0.25 persen diikuti sub kelompok
perlengkapan rumah tangga sebesar 0.17 persen dan sub kelompok penyelenggaraan
rumah tangga sebesar 0.03 persen , sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub
kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0.33 persen.
Pada Juni 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0313
persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah
tarip listrik sebesar 0.0096 persen, tukang bukan mandor sebesar 0.008 persen, cat
tembok sebesar 0.0046 persen, kayu lapis sebesar 0.0041 persen, bahan bakar
rumah tangga sebesar 0.0033 persen, microwave sebesar 0.0016 persen, dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga semen 0.0664 persen.
- S a n d a n g
Kelompok sandang pada Juni 2016 mengalami inflasi 0.30 persen, atau terjadi
kenaikan angka indeks dari 113,04 pada Mei 2016 menjadi 113.38 pada Juni 2016.
Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1
sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang
mengalami inflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar
0.73 persen diikuti sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0.36 persen , dan sub
kelompok sandang anak-anak sebesar 0.09 persen sedangkan sub kelompok
sandang wanita tidak mengalami perubahan angka indeks.
Pada Juni 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0166
persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya
indeks harga emas perhiasan sebesar 0.0067 persen, kerudung/ jilbab sebesar
0.0035 persen, celana panjang jeans sebesar 0.0026 persen, kemeja pendek katun
sebesar 0.0011 persen, kaos kaki sebesar 0.0011 persen, celana panjang katun
sebesar 0.0009 persen, handuk sebesar 0.0005 persen, kaos kaki dan celana
panjang jeans anak sebesar 0.0001 persen, dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
- K e s e h a t a n
Kelompok kesehatan pada Juni 2016 mengalami inflasi 0.31 persen, atau
mengalami kenaikan angka indeks 114.32 pada bulan Mei 2016 menjadi 114.67
pada Juni 2016 .
Dari 4 sub kelompok semua sub kelompok mengalami inflasi. Sub kelompok
yang mengalami inflasi adalah sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 2.01
persen, sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0..24 persen, sub kelompok perawatan
jasmani dan kosmetika sebesar 0.09 persen dan sub kelompok obat obatan sebesar
0.05 persen.
Pada Juni 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar
0.0143 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi
adalah naiknya indeks harga tarip gunting rambut wanita sebesar 0.0038 persen, tarip
gunting rambut anak sebesar 0.0032 persen, ongkos bidan sebesar 0.0018 persen,
dokter gigi sebesar 0.0017 persen, sabun mandi 0.0011 persen, creambath sebesar
0.001 persen, dokter umum sebesar 0.0009 persen, obat batuk sebesar 0.0005
persen, deodorant 0.0002 persen, dll. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
- Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Juni 2016 mengalami inflasi
sebesar 0.17 persen atau mengalami kenaikan angka indeks dari 118.18 pada Mei
2016 tetap menjadi 118.41 pada Juni 2016.
Dari 5 sub kelompok , 4 sub kelompok mengalami inflasi, dan 1 sub kelompok
tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi
adalah sub kelompok kursus-kursus / pelatihan sebesar 1.79 persen, diikuti sub
kelompok rekreasi dan sub kelompok olah raga sebesar 0.15 persen, dan sub
kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sebesar 0.03 persen sedangkan sub
kelompok pendidikan dan tidak mengalami perubahan angka indeks.
Pada Juni 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0162
persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah naiknya indeks harga
bimbingan belajar sebesar 0.0123 persen, kamera sebesar0.0016 persen, paket
liburan sebesar 0.0011 persen, flash disk sebesar 0.0006 persen, pulpen/ ballpoint ,
modem internet, dan sewa lapangan futsal sebesar 0.0002,dll.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.
- Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Juni 2016 mengalami
inflasi 1.13 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 130.08 pada Mei 2016
menjadi 131.55 pada Juni 2016.
Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi ,
dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami
inflasi adalah sub kelompok transport sebesar 1.61 persen dan Sub kelompok
komunikasi dan pengiriman sebesar 0.01 persen .
Sedangkan sub kelompok Sarana dan Penunjang transpor , dan sub
kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks.
Secara keseluruhan kelompok ini pada Juni 2016 memberikan sumbangan
inflasi 0.2179 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi
adalah naiknya indeks harga angkutan udara sebesar 0.2319 persen, tarip kendaraan
travel sebesar 0.0011 persen, biaya pengiriman barang sebesar 0.0001 persen.
Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya tarip
kereta api sebesar 0.0139 persen dan turunnya indeks harga bensin pertamax
sebesar 0.0013 persen.