Berita TerbaruHeadline

Sutiaji Ingatkan Psikologi Down

Corona tertolak apabila daya tahan tubuh terbangun dan terjaga dengan baik, serta kontak fisik untuk sementara waktu diminimalisir pada jangka waktu tertentu, dan tentunya dalam sebuah keserentakan. Namun, bukan hal yang mudah membangun langkah itu, karena memang kodrat manusia sebagai makhluk sosial.
Itu pula yang terpotret kala 3 (putaran) operasi gabungan Pemkot, TNI dan Polri, yang langsung dipandegani oleh Walikota Malang Sutiaji, Dandim kota Malang Tommy Anderson dan Kapolresta Malang Leonardus Simarmata. Masih saja ditemukan kumpulan orang, dan ketidak patuhan dalam tutup jam usaha. “Meskipun semakin ke sini sudah terbangun kesadaran, bahkan teman teman asosiasi pengelola pusat perbelanjaan juga mendukung sepenuhnya tutup usaha, karena panggilan kemanusian di atas kalkulasi bisnis, “ungkap Sutiaji, Walikota Malang melalui Kabag Humas Kota Malang, Widianto. Itu pula yang mendasari dikeluarkannya SE Nomor 9/2020, yang merupakan perubahan untuk ke empat kalinya dalam pengaturan tempat usaha dalam menyikapi covid 19. Dimana klausul perubahannya terkait himbauan penutupan pusat perbelanjaan (mall), dengan catatan apabila tenant didalamnya tetap beroperasi untuk mengikuti jam tutup usaha pada pukul 20.00 wib dan dalam pelayanan memperhatikan kaidah social distancing. Pada SE tersebut juga memberikan pengecualian untuk jasa SPBU, apotik dan usaha fasilitas kesehatan. Normal sebagaimana biasanya. Ujar Widianto.

Hati Hati Psikologi Down
Itu diwanti wanti oleh Sutiaji. Daya tahan tubuh kita bisa drop apabila psikis kita drop. Karenanya saya titip jangan panik. Tidak disibukkan dengan perbincangan yang justru menimbulkan kepanikan. Ikuti informasi yang dilansir resmi oleh pemerintah, dan meyakini setiap pergerakan ODP maupun PDP pasti dalam pantauan ketat tim medis atau satgas Covid. Warga hanya perlu membatasi aktifitas keluar, membatasi giat kumpul kumpul dan terus jaga kebersihan serta ketahanan tubuh. Pesan Walikota yang gemar kuliner pedas ini.
“Mari kita ambil hikmah positif dari himbauan untuk lebih banyak di rumah. Kita semakin banyak waktu berinteraksi dengan keluarga. Para bapak ibu punya waktu untuk bercengkrama dengan anak anak dan anggota keluarga lainnya. Tradisi makan keluarga di rumah bisa dihidupkan. Antara kakak dan adik yang mungkin sebelumnya punya dunianya serta main sendiri sendiri, kini bisa terbangun keakraban. Dan, sebentar lagi kita juga masuk bulan ramadhan, kita manfaatkan hal itu menjadi kekuatan imani secara bersama sama di dalam rumah, “imbuh alumni IAIN Malang tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *