Berita TerbaruDokumentasiHeadline

Walikota Sutiaji Hadiri Pembukaan Green Growth & Sustainability Expo 2019 di Graha Cakrawala

Malang – Ucapan selamat datang sekaligus rasa terima kasih atas terpilihnya Kota Malang sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan disampaikan Walikota Malang, H. Sutiaji saat menyampaikan sambutan pada acara Indonesia Green Growth & Sustainability Expo 2019 pada hari Rabu (26/6) di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang.

Ucapan tersebut disampaikan pada Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim (DPPI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan para peserta pameran.

Dengan bertemakan “Green Products and Services For National Economic Competitiveness”; kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali dan mencari berbagai solusi dari permasalahan lingkungan yang selama ini terjadi melalui diskusi dan talkshow serta pameran yang akan berlangsung selama 3 hari kedepan.

Tantangan terbesar dari pembangunan, baik itu skala nasional maupun di tingkat lokal atau daerah adalah berkaitan dengan issue-issue lingkungan. Meningkatnya kebutuhan hunian sebagai dampak ikutan dari pertumbuhan populasi menyebabkan ruang terbuka menjadi semakin sedikit dan terus berkurang.

Situasi tersebut dipertajam pula oleh kebutuhan linier yang mengikuti yakni sarana dan prasarana penopang di bidang ekonomi, yang ditandai oleh wilayah atau cluster pertumbuhan ekonomi baru yang meliputi industrialisasi, munculnya ritel-ritel baru, pusat-pusat perkantoran dan sarana-sarana publik lainnya.

Sehingga tidak berlebihan apabila kondisi tersebut menyebabkan pemanasan global, karena emisi gas rumah kaca serta lahan serapan yang makin berkurang dan hijaunya sebuah daerah berubah menjadi tembok-tembok raksasa.

“Inilah tantangan yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya melalui konsep pembangunan hijau, konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan konsep pembangunan yang berkelanjutan” ujar Walikota Sutiaji.

Ditambahkan pria berkaca mata minus ini, bahwa issue kekinian adalah sebuah paradigma pembangunan yg berwawasan lingkungan. “Terlebih ada tantangan besar atas efek negatif dari industrialisasi, serta konsekuensi dari peningkatan populasi penduduk yang akhirnya demand atas hunian juga terus bertambah, demand atas infrastruktur juga bertambah, dan akhirnya lahan lahan hijau berupa menjadi tanaman tanaman mega beton (red. bangunan). Ini mengkontribusi pemanasan global, “ujar Pak Aji, demikian Walikota Malang biasa disapa.

Dalam sambutannya, Sutiaji juga menyampaikan bahwa untuk mengharmonisasikan secara terpadu antara pembangunan infra struktur dengan pembangunan lingkungan menjadi sebuah keniscayaan; diperlukan komitmen kuat dari perumus dan pengambil kebijakan beserta stake holder yang ada.

Beriringan dengan hal tersebut, lanjut Sutiaji, juga perlu terus didorong adanya regulasi yang mampu memberikan jaminan dan perlindungan atas koservasi lingkungan serta mampu mereduksi efek industrialisasi yang dapat merusak lingkungan.

Ia juga menambahkan bahwa rangkaian kegiatan yang terselenggara kali ini merupakan upaya strategis penguatan aspek komunikasi dan jaringan bagi para pemangku kepentingan ekonomi nasional, sekaligus sebagai aksentuasi keterkaitan daya tarik investasi untuk pengembangan ekonomi, aktifitas industri dan perdagangan serta jasa-jasa hijau dalam skema Public Private Partnership; guna mendorong daya saing produk nasional dengan tetap peduli terhadap lingkungan, sebagai ikhtiar dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

“Tentu jalinan kebersamaan yang terbangun pada hari ini, semoga mampu menjadi modal bagi kita untuk terus memantapkan komitmen dalam memajukan pembangunan di segala bidang kehidupan, utamanya di bidang lingkungan yang berkelanjutan” tandas Sutiaji.

Hal lain yang ditegaskan oleh Pak Aji, utamanya di kota Malang, terkait dengan pengelolaan sampah. Bagi walikota yang juga tetap ajeg secara rutin mengisi ceramah pengajian dari satu masjid ke masjid di sudut sudut kota Malang ini, sampah adalah problem besar yang ada didepan mata dan harus dicarikan solusi konkrit. Produksi sampah di kota Malang sendiri, mencapai tidak kurang 500 – 600 ton per hari. Diperkirakan itu bisa terus bertambah seiring dengan bertambahnya populasi penduduk. Apalagi warga belum sepenuhnya teredukasi dan berkehendak untuk mengurai sampah mulai dari tingkat hunian rumah. kalau kesadaran lingkungan tidak kuat terbangun dan termanifestasi dalam pola tindak, maka tidak menutup kemungkinan kota Malang akan ditenggelamkan oleh tumpukan sampah.
Kepercayaan menjadikan kota Malang sebagai tuan rumah Indonesia Green Growth and Sustainbility Expo 2019, harus ditangkap dan dialun dalam sebuah kolaborasi serta sinergi para kalangan akademisi dan pakar dari tidak kurang 60 lebih perguruan tinggi di kota Malang. Apalagi kita telah membangun pola pentahelix komunikasi, dimana salah satunya mengedepankan peran perguruan tinggi melalui maksimalisasi tri dharmanya. Demikian diutarakan Walikota Sutiaji diujung sambutannya.

Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Laksmi Dewanti mengatakan acara penting ini berlatar belakang perlunya perluasan informasi dan
edukasi untuk konsep “Pertumbuhan Hijau dan Berkelanjutan” dengan
mempromosikan produk industri dan jasa berbasis pembangunan ekonomi
hijau.

“Diharapkan melalui acara ini, percepatan penyebaran informasi terkait
pertumbuhan hijau dan keberlanjutan akan terjadi di Indonesia, terutama
dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim dan kompetisi
pertumbuhan ekonomi antar negara” tutup Laksmi.

Laksmi Dewanti juga menyatakan tantangan saat ini adalah mensinergikan pembangunan lingkungan, pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial budaya. (Ts)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *