Malang (11/4) – Peningkatan pembangunan dan jumlah penduduk tanpa disadari menimbulkan permasalahan pada lingkungan hidup. Pencemaran air, pencemaran udara, banjir, berkurangnya ruang terbuka hijau dan peningkatan sampah hingga perubahan iklim merupakan fakta permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini. Penyelesaian masalah Lingkungan hidup dapat diselesaikan melalui pendekatan yang bersifat bottom up dengan mendorong berbagai pihak, mengumpulkan informasi mengenai kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat serta memberikan manfaat nyata terhadap upaya perbaikan lingkungan hidup.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang menggelar Sosialiasi Pembinaan Kampung Lingkungan Hidup menuju Kampung BERSINAR (Bersih, Sehat, Indah, Asri dan Rapi) di Hotel Savana Malang. Dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Drs.Agoes Edy Putranto, MM, Sekda Kota Malang, Drs.Wasto, SH, MH, dan narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Asri Cahaya Hati, ST.
Dalam sambutannya Agoes Edy Putranto menjelaskan Kampung lingkungan hidup atau sering juga disebut Kampung BERSINAR (Bersih, Sehat, Indah, Asri dan Rapi) merupakan program yang telah dilaksanakan pemerintah kota malang sejak 2012. “Kampung BERSINAR diharapkan akan memperkuat kemitraan berbagai pemangku kepentingan serta memfasilitasi penyebarluasan dan pertukaran informasi mengenai upaya terbaik dalam pengelolaan lingkungan dimasyarakat” ujarnya.
Kelurahan Kiduldalem telah diusulkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dalam program kelurahan Berseri Provinsi Jawa Timur dan telah lolos administrasi dari 226 kabupaten/kota. Kelurahan Kiduldalem menjadi salah satu dari 103 yang lolos seleksi administrasi serta telah dilakukan penilaian lapangan pada 9 April 2019 kemarin.
Wasto sambutannya menyampaikan kata BERSINAR merupakan hasil inisiasi cerdas dari kader-kader lingkungan. “Tugas pemerintah jika hanya menganggarkan, ada pembangunan fisik, ada bukti nyata itu wajar dan normal. Esensi tugas pemerintah adalah pemberdayaan masyarakat. Menumbuhkembangkan respon kepedulian masyarakat terhadap lingkungan” pungkasnya. (EF)
