Berita TerbaruDokumentasiHeadline

“Eksis Tanpa Hoaks” Mampu Menarik Minat Generasi Muda Kota Malang

Malang – Dalam rangka kampanye memerangi berita hoaks yang saat ini mulai banyak membanjiri ruang publik di media sosial, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang menggelar kegiatan diseminasi informasi publikasi Kota Malang yang mengambil tema “Eksis Tanpa Hoaks”.

Kegiatan tersebut digelar pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2019 di Ballroom Hotel Ijen Suites Malang dan diikuti oleh 100 orang peserta siswa siswi SMP dan SMA se Kota Malang.

Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji hadir dan membuka secara resmi kegiatan tersebut dengan didampingi oleh Kepala Diskominfo Kota Malang, Zulkifli Amrizal dan Kepala Bagian Humas, Nurwidianto. Turut hadir sebagai pemateri pada kegiatan tersebut adalah Wakapolres Malang Kota, Bambang Christanto Utomo.

Dalam sambutannya, Walikota Sutiaji menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan konstruktif, mengingat saat ini kita hidup di era digital yang ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan baik ekonomi, politik, budaya maupun pertahanan keamanan. Fenomena ini merupakan konsekuensi perubahan pola komunikasi, dari cara-cara dan media konvensional menuju digitalisasi komunikasi dengan menggunakan berbagai kanal media sosial kekinian.

“Melalui media sosial, berbagai informasi yang mengalir deras tanpa batas tersebut, ibarat sekeping mata uang logam yang memiliki dua sisi yang berbeda, media sosial satu sisi dapat bersifat positif apabila dimanfaatkan secara benar, untuk mengedukasi masyarakat dan mengoptimalkan manfaat praktis media sosial, bagi peningkatan pembangunan bangsa” ujar Sutiaji.

Namun disisi lain, lanjutnya, pemanfaatan media sosial juga dapat kontra produktif, apabila ruang publik disesaki oleh informasi yang berseliweran melalui media sosial dengan hoax, informasi palsu (fake news) dan informasi keliru (false news) yang memiliki daya rusak yang dashyat karena penyebarannya sangat cepat tanpa batas dan mampu membangkitkan emosi yang sangat kuat.

Dan tidak bisa dipungkiri, pasar terbesar pengguna media sosial adalah para anak-anak muda yang cenderung emosional sehingga rentan menjadi bagian dalam penyebaran berita hoaxs.

Begitu pula dengan adanya fenomena post-truth yang dapat disebut sebagai pergeseran sosial spesifik yang melibatkan media arus utama dan para pembuat opini. Fakta-fakta bersaing dengan hoax dan kebohongan untuk dipercaya publik. Secara sederhana, post-truth dapat diartikan bahwa masyarakat lebih mencari pembenaran dari pada kebenaran.

Mencermati perkembangan sosial media dan fenomena post truth yang berkembang akhir-akhir ini, maka diperlukan kesiapan yang matang dari masyarakat dalam memanfaatkan media sosial serta gerakan bijak bermedia sosial di indonesia perlu terus digelorakan.

Walikota Sutiaji juga berharap agar melalui kegiatan ini, nantinya para peserta mampu mendapat pemahaman terkait penggunaan internet dan media sosial secara bijak. “Dengan upaya yang demikian, inshaallah akan terbangun budaya bijak bermedia sosial serta tetap aktif di media internet” pungkasnya.

Sementara itu, Zulkifli Amrizal dalam laporan kegiatannya mengatakan selain bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda dalam rangka bijak bermedia sosial dan memerangi berita hoaks; kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka untuk mendukung Kota Malang sebagai Kota Layak Anak; karena sasaran dari kegiatan ini adalah generasi muda. (Ts)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *