Berita TerbaruHeadline

Pemkot Malang Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu dan Hari Bela Negara Tahun 2018

Malang – Seperti kita ketahui Hari ibu lahir dari pergerakan perempuan Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk meraih kemerdekaan.

Mendasar pada hal tersebut, Pemerintah Kota Malang menggelar Upacara Peringatan Hari Ibu sekaligus Hari Bela Negara di halaman depan Balaikota Malang pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2018.

Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji hadir dan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Turut hadir pula Wakil Walikota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko dan forkopimda Kota Malang beserta istri.

Hakekat Peringatan Hari ibu (PHI) setiap tahun, adalah mengingatkan seluruh rakyat indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna hari ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Dalam amanatnya, Walikota Sutiaji berharap agar Hari ibu mampu mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan; sehingga dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan.

Di sisi lain juga memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan, apabila diberi peluang dan kesempatan, mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. “Dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara; perempuan harus bisa menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change)” ujar Sutiaji.

Untuk itu, tema yang diambil pada PHI ke-90 ini adalah: “Bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa”; dimana tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia tahun 2018 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan perlindungan perempuan dan perlindungan anak sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan nawacita sebagai salah satu agenda nasional.

Deemikian pula dengan peringatan Hari Bela Negara dimana penetapan peristiwa bersejarah ini merupakan penegasan bahwa bela negara sejak dulu telah memiliki konteks yang sangat luas. Bela negara tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata semata, namun harus dilakukan melalui beragam upaya dan profesi. “Segenap aparatur negara, baik sipil maupun militer, yang tengah berjuang melakukan tugasnya di pelosok tanah air sesungguhnya sedang melakukan bela negara; merekalah yang telah membuat republik ini bisa tetap eksis untuk hadir melayani rakyatnya” tutur Sutiaji.

Hal ini sekali lagi, lanjut Sutiaji juga menegaskan bahwa bela negara adalah kerjasama segenap elemen bangsa dan negara. Bukan hanya pemerintah, apalagi sekedar nomenklatur program instansi atau satuan kerja tertentu saja.

“Untuk itu saya mengajak semua elemen bangsa untuk mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan kesatuan kita dengan aksi nasional bela negara di berbagai bidang karena tugas bela negara tentulah bukan tugas yang ringan; namun saya yakin melalui sinergi antar segenap elemen bangsa indonesia, yang sipil, yang militer, yang menjalankan usaha, yang belajar dan mengajar, yang mewartakan berita, hingga yang menjadi teladan masyarakat, kita semua mampu membawa indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri, adil, dan makmur, serta berkepribadian dalam kebudayaan” pungkasnya lagi.

Pada kesempatan itu pula juga dilakukan penyerahan hadiah lomba PKK dan dasawisma, penyerahan hadiah lomba bidang kesehatan, puisi anak negeri, penyerahan buket / tangkai bunga dan pelepasan 99 ekor burung dari komunitas. (Ts / Em)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *