Berita Terbaru

Sutiaji : Ekonomi Kreatif Berbasis Digital Sebuah Peluang

Tak henti “menjual” kota Malang, itu yang gencar dilakukan Sutiaji, Walikota Malang. Seperti terpotret, disela-sela road show kedinasan N1 itu ke Jakarta (29-31/10 ’18) kemarin hari. “Ada tawaran investasi mencapai tidak kurang dari Rp 8 Triliun ke kota Malang” ujar Pak Ji, dalam forum Seminar Nasional Strategi Bisnis Enterpreuner di Era Digital yang dihelat di Universitas Widyagama Malang (3/11 ’18). Itu artinya, kota Malang memiliki potensi dan daya tarik yang tinggi. Imbuh Walikota penghobby bulu tangkis tersebut, kepada Asosiasi Jejaring Pengusaha Nasional yang ikut hadir pada acara seminar ini.

Hal diatas disampaikan Walikota Malang Drs H Sutiaji, saat menjadi Key Note Speaker di acara Seminar Nasional yang bertajuk ‘Strategi Bisnis Entrepreuner di Era Digital’. Seminar nasional yang keempat kalinya ini digelar di Hall Widyagraha Universitas Widyagama Malang. Hadir kurang lebih 500 peserta dalam seminar yang merupakan sinergi bareng Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi dan Prodi Akutansi dan Ikatan akuntan Indonesia Komda Malang Raya serta Jaringan pengusaha nasional (Japnas) wilayah Jawa Timur.

Selain Walikota Malang selaku Key Note Spech, Seminar juga menghadirkan M. Fikri (founders Bukalapak), Sarah Keihl (Owner Keylabs & CEO Taichan Goreng Malang) dan Dr. Gunarianto, SE, MSi.

Walikota Malang memberikan apresiasi pada kegiatan ini yang merupakan salah satu pergerakanan ekonomi kreatif di Kota Malang. Harapannya selesai dari acara ini akan muncul entrepreneurship-entrepreneurship muda di Kota Malang. Pemerintah akan mendukung dengan membangun infrastuktur smartcity yang terintegrasi dengan tata kelola pemerintah. “Kalau di Blitar ada kampung digital, maka sebentar lagi di seluruh wilayah Malang akan berbasis dan terakses IT. Jadi tidak satu kampung saja yang melek tekhnologi.” imbuh Sutiaji.

Sementara itu Wakil Rektor I Universitas Widyagama Malang, Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS. Dalam sambutannya berharap agar tema seminar ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Sekarang memang era-nya semua trasnsaksi semua proses dikendalikan oleh sistem. Industri juga begitu. Siapa yang tidak mengikuti sistem akan terlindas. Nanti efeknya tenaga kerja industri akan dikurangi. Tapi kampus ngak kurang akal khususnya kampus Widyagama. Kita bekali dengan berbagai macam kompetensi dan inovasi. Siapa yang bisa berinovasi, punya kompetensi tetap bisa eksis” ujarnya.

Widiyanto Saputro Ketua Harian Pengurus Pusat Japnas menyampaikan bahwa ada banyak perubahan yang kita lihat dan rasakan. “Hari ini informasi menjadi sebuah industri tersendiri. Hari ini kami melihat ada sebuah perusahaan, ada orang punya bisnis ojek ngak pernah beli pentil ngak pernah ganti ban, bisnisnya gede. Ada orang menguasai bisnis taksi tapi ngak punya taksi, Ada media, besar sekali ngak punya konten, ngak pernah sekalipun nulis berita. Ada begitu banyak perubahan. Beberapa tahun yang lalu, kita melihat anak-anak muda ada didalam rumah tiba-tiba dapat kiriman duit karena pelihara tuyul, padahal mereka mendesain, hasilnya kirim via email duitnya dikirim. Ada begitu banyak perubahan. Kita mulai perlu berbenah kesana. Kita perlu menyiapkan kesana.” ujarnya. (EM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *