Berita TerbaruDokumentasiHeadline

Walikota Malang Pantau Anjal dan Gepeng di Kota Malang

Dalam rangka mewujudkan Kota Malang bermartabat, untuk menjadi destinasi wisata membutuhkan kondisi yang kondusif dan nyaman. Malang nyaman dengan tata kota yang ramah dan berkelanjutan. “Malang kalo kita jadikan Malang Heritage, Malang menjadi destinasi wisata maka kebersihan harus dijaga” ujar Sutiaji kepada awak media setelah berdialog dengan anjal (anak jalanan) dan gepeng (gelandangan dan pengemis) malam hari di daerah jagalan (17/10).

Walikota Malang, Sutiaji bersama awak media, Satpol PP dan Dinas Sosial Kota Malang berkeliling kota di malam hari untuk memantau keberadaan Tuna Wisma. Anjal dan gepeng banyak memanfaatkan trotoar di kota Malang untuk tidur di malam hari. Situasi terekam saat Walikota Malang berkeliling Kota Malang. Di kawasan Blimbing terpantau ada 1-2 orang yang terpantau tidur di trotoar. Namun di daerah jagalan (Jalan Arif Rahman Hakim) ada puluhan orang Anjal dan gepeng tidur diatas trotoar emperan toko.

Selanjutnya, Walikota Sutiaji mendatangi dan mengajak dialog Anjal dan gepeng. Diakhir dialog Walikota memberi uang transport kepada Anjal dan gepeng agar bisa pulang ke rumah masing-masing namun tidak akan memberi toleransi untuk kedepannya. “Ketika besok kita akan kita lakukan penertiban dan mereka masih disini, mau tidak mau kita lakukan tindakan penertiban sesuai SOP, kita investarisir kita identifikasi kita lakukan pembinaan dan kita pemulangan” ujar sutiaji

Kepala Satpol PP Kota Malang, Priyadi yang ikut mendampingi kegiatan ini juga ikut memberi seruan peringatan kepada Anjal dan gepeng. “Buk sesuk nek nang kene meneh, diangkut satpol PP nggih, ngertos nggih, wis dikandadi yoo” ujarnya dalam bahasa Jawa.

Walikota Malang Sutiaji juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memberi sumbangan kepada anjal dan gepeng di trotoar. Hal ini akan menimbulkan budaya tidak baik. “Sesungguhnya ini tidak manusiawi ketika kita membiarkan demikian dan kedua menggangu ketertiban. Saya mohon kepada masyarakat tentunya, tidak memberikan sumbangan dan lain sebagainya. ” pungkas Sutiaji.

Dinas Sosial Kota Malang bersama komunitas sudah mensosialisasi gerakan Stop memberi pada Anjal dan Gepeng sejak 2016 kemaren. Hal ini untuk mendukung penertiban dan pembersihan Anjal Gepeng di perempatan, yang kerap mengganggu ketertiban umum. Ada sekitar ratusan Gepeng dan Anjal yang saat ini menjadi penanganan Dinsos Kota Malang. Anjal dan gepeng yang menjadi binaan Dinsos akan diberikan ketrampilan seperti membuat kerupuk, olahan telur asin, tahu dan olahan lainnya. Dinsos juga akan membantu memasarkan hasil karyanya, memberi motivasi sehinga mereka memiliki asa dan semangat lebih maju lagi, dalam menata hidupnya. (EM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *