Berita TerbaruDokumentasiHeadline

Mendikbud dan Wali Kota Malang Buka Acara Malang Tempoe Doloe

Malang – Festival Malang Tempoe Doloe kembali digelar atas kerjasama Yayasan Inggil Malang dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, di sepanjang Jalan Simpang Balapan hingga Jalan Ijen, pada Minggu (12/11).

Festival yang banyak dinanti kehadirannya masyarakat ini dihadiri oleh ribuan warga. Pada prosesi pembukaan festival Malang Tempoe Doloe dihadiri langsung oleu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Wali Kota Malang, H. Moch Anton, Kapolres Malang Kota, AKBP Khoiruddin Hashibuan, Ketua TP PKK Kota Malang, Hj. Farida Dewi Suryani, perwakilan Kementerian Pariwisata dan para anggota DPRD Kota Malang.

Dalam sambutannya, Mendikbud menyambut positif dengan acara Malang Tempoe Doloe sebagai upaya bersama agar masyarakat tidak melupakan sejarah dan budaya bangsa. “Saya berharap agar tiap tahun acara ini bisa diselenggarakan,” kata Muhadjir Effendy.

Mendikbud menambahkan, peran sejarah dan kebudayaan sangat penting agar warga tidak kehilangan jati diri dalam menatap masa depan. Selain itu, Muhadjir juga membeberkan sejarah besar yang pernah terjadi kawasan Malang dari berdirinya Kerajaan Gajayana, Candi Badut hingga perang melawan penjajah yang dilakukan Tentara Republik Indonesia Pelajar.

Sementara itu, Wali Kota Malang, H. Moch Anton sangat mengapresiasi kembali digelarnya festival Malang Tempoe Doloe dengan dukungan semua komponen. Antusias besar masyarakat Bhumi Arema akan gelaran ini, merupakan bukti nyata jika Malang Tempoe Doloe sudah menjadi ikon.

“Saya atas nama Pemkot Malang sangat mendukung acara ini karena upaya memperkenalkan budaya,” kata Abah Anton.

Selain itu, dengan berbagai macam even yang digelar, khususnya Malang Tempoe Doloe juga berimbas kepada roda perekonomian masyarakat. “Kami berharap agar even ini bisa kembali digelar pada tahun mendatang dan di tahun-tahun selanjutnya,” tandasnya.

Prosesi pembukaan Malang Tempoe Doloe ditandai dengan acara “Marut Kelapa” bersama yang dipimpin oleh Mendikbud dan diikuti oleh ribuan masyarakat. Prosesi memarut kelapa sesuai dengan salah satu tema yang diusung yakni “Marut Klapa jadi Apa”. (Sa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *