Berita TerbaruDokumentasiHeadline

Festival Kuda Lumping, Upaya Pemkot Malang Menjaga Seni dan Budaya

Malang – Mengangkat budaya lokal dalam sebuah festival bergengsi terus digeber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang. Seni Budaya Kuda Lumping yang selama ini hidup dan terus berkembang di masyarakat dikemas menjadi festival yang memiliki daya tarik tersendiri.

Berlokasi di Jalan Simpang Balapan, Minggu (24/9), event bertajuk “Festival Kuda Lumping Tahun 2017” diikuti sebanyak 27 kelompok peserta dari Kota Malang. Ribuan warga hadir menyaksikan acara dengan muatan budaya lokal ini.

Wali Kota Malang, H. Moch Anton didampingi Kepala Disbudpar, Ida Ayu Made Wahyuni, dan beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membuka langsung festival tersebut. Dalam sambutannya, wali kota yang akrab disapa Abah Anton menegaskan jika festival ini tak lain merupakan upaya Pemkot Malang dalam menjaga seni dan budaya lokal.

Diharapkan, dengan adanya festival ini setiap tahunnya bisa menjadi agenda yang nantinya berdampak positif pada dunia pariwisata di Kota Malang. “Tentunya festival ini memberi kontribusi kepada Pemkot Malang dan merupakan bagian dari promo wisata kita,” kata Abah Anton.

Wali Kota dalam kesempatan itu pula memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada para seniman yang sudah menjaga peninggalan budaya dengan baik selama ini. “Di era modernisasi dan globalisasi seperti saat ini, perlu kita menjaga bersama warisan budaya nenek moyang kita karena itu Pemkot Malang sangat mengapresiasi kepada para seniman,” tukasnya.

Bukan itu saja, tingginya antusiasme masyarakat yang menonton festival ini juga disambut positif oleh Abah Anton dan berharap even serupa bisa rutin digelar oleh OPD terkait dengan tujuan melestarikan budaya lokal dan menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Sementara itu, Kepala Disbudpar, Ida Ayu Made Wahyuni menambahkan, festival ini bertujuan memelihara dan melestarikan seni kuda lumping sebagai khazanah budaya daerah. “Ini adalah bentuk pembinaan oleh Disbudpar untuk melestarikan nilai-nilai luhur,” tukasnya.

Festival Kuda Lumping Tahun 2017 ini menghadirkan 27 peserta dari Kota Malang dengan 3 orang juri yang diberi tugas menilai aksi peserta saat membawakan tarian. Setiap peserta diberi waktu selama 10 menit untuk menampilkan tari terbaiknya.

Ada beberapa kategori yang dilombakan pada festival kali ini yakni untuk “Penyaji Terbaik”, “Penyaji Unggulan”, “Penyaji Harapan”, “Penyaji Penata Tari”, “Penyaji Penata Musik” dan “Penyaji Penata Rias”.

Dayu, sapaan akrab Kepala Disbudpar juga berharap agar festival ini mampu menambah deret kesuksesan para seniman dan budayawan Kota Malang di even tingkat nasional.

“Perlu kami sampaikan jika Kota Malang sudah berhasil memperoleh berbagai prestasi di ajang Festival Jaranan Tingkat Nasional, Festival Makanan Khas Jawa Timur dan Festival Keroncong Muda,” pungkasnya. (Sa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *