Berita TerbaruDokumentasiHeadline

Sutiaji: Pemkot Malang dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Tekan Angka Pengangguran

Malang – Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah kota dalam menyelesaikan masalah pengangguran sangat efektif dan diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang positif.

Sutiaji menegaskan, pengangguran merupakan permasalahan sosial yang dihadapi banyak daerah di Indonesia. Apalagi Kota Malang sebagai kota pendidikan dengan ratusan ribu mahasiswa baru tiap tahunnya, sangat berpeluang besar menambah angka pengangguran sehingga dibutuhkan kerjasama dengan berbagai kalangan.

“Karena itu kolaborasi antara Pemkot Malang dengan perguruan tinggi terkait dengan menyerap tenaga kerja ini sangat penting dilakukan,” kata Sutiaji saat memberi sambutan dalam acara ‘Job Market Fair Umum 2017’ di Balai Merdeka, Universitas Merdeka Malang pada Rabu (2/8).

Dijelaskan, Malang sebagai kota pendidikan memiliki keunikan tersendiri karena rata-rata mahasiswa yang menimba ilmu di kota ini enggan pulang ke daerahnya untuk mencari kerja.

Namun, lanjut Sutiaji hal itu bisa diatasi selama ada sinergitas yang baik antara pemerintah, perguruan tinggi dan perusahaan pencari kerja. “Salah satu landasan dalam bernegara adalah UUD 1945, aturan perundangan dan Pancasila dimana jika ditarik sebuah kesimpulan tugas negara termasuk pemerintah daerah adalah menjamin kelangsungan hidup warganya termasuk memberikan informasi terkait akses ke dunia kerja seperti dalam acara job fair pada hari ini,” bebernya.

Rektor Universitas Merdeka Malang, Prof.Dr Anwar Sanusi, menyambut baik adanya job fair dari Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Tenaga Kerja ini. Berdasarkan data tahun 2017, lanjut Anwar Sanusi, jumlah pengangguran di Indonesia saat ini sekitar 7 juta orang sedangkan di Jawa Timur jumlah pengangguran 825 ribu orang, khusus Kota Malang angka pengangguran terbuka mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

“Kota Malang ini memang bisa dikatakan unik, karena tidak seperti Jogjakarta dan Surabaya, para mahasiswa yang sudah lulus kuliah tidak pulang ke daerahnya melainkan mencari pekerjaan di kota ini, sehingga angka pengangguran terbuka bisa disebabkan oleh hal itu” kata Anwar Sanusi.

Karenanya, pihak perguruan tinggi berharap dengan adanya job fair ini, membuka peluang kerja bagi para lulusan perguruan tinggi serta masyarakat untuk bisa mendapatkan pekerjaan sehingga mengurangi angka pengangguran.

“Pengangguran lebih banyak disebabkan karena kurang atau minimnya informasi terkait peluang kerja, sehingga job fair ini sangat efektif,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Yudhi K Ismawardi, mengatakan, agenda Job Fair 2017 di Universitas Merdeka ini akan berlangsung selama 3 hari mendatang dan diikuti penyedia lapangan kerja dari berbagai daerah di Indonesia. Ada sekitar 300 lowongan kerja dari segala sektor termasuk perbankan, perdagangan, industri hingga pertanian ditawarkan kepada pencari kerja pada agenda kali ini.

“Dengan adanya job fair ini harapannya bisa merekrut sebanyaknya alumnus universitas, masyarakat, maupun bursa kerja khusus, untuk mencari pekerjaan,” kata Yudhi.

Bahkan, menurut Yudhi saat ini Dinas Tenaga Kerja sudah menjalin komunikasi dengan berbagai lembaga lainnya untuk membuka akses bagi para penyedia kerja di Kota Malang. “Contohnya adalah di Balikpapan akan dibuka 8 perusahaan kilang minyak baru dan membutuhkan sekitar 3 ribu tenaga kerja dan hal itu sudah disampaikan kepada kami sehingga hal ini adalah peluang yang harus ditangkap untuk mengurangi jumlah pengangguran,” ujar Yudhi. (Sa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *