Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai Maret 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas.. Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Maret 2017 terjadi deflasi 0.09 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,49 pada Februari 2017 menjadi 128.38 pada Maret 2017. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1.61 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016 ) sebesar 3.79 persen. Deflasi bulan Maret 2017 dipicu oleh turunnya harga beberapa komoditi, cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, tarip pulsa ponsel, tomat sayur, bawang putih, beras, tongkol pindang, dan kulkas/lemari es. Komoditi yang menahan laju deflasi di bulan Maret 2017 antara lain tarif listrik, rekreasi, batu bata/batu tela, bensin, jasa pemeliharaan/service kendaraan, bawang merah. Jasa cuci kendaraan, parfum, wortel, labu siam/jepang, kompor. Berita Resmi Statistik No.04 Th. XVIII, 3 April 2017 Beberapa komoditas mengalami penurunan harga yang cukup signifikan, yaitu cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, tomat sayur, bawang putih, beras, dan tongkol pindang, menyebabkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0.28 persen. Tercukupinya pasokan cabai rawit, cabai merah, dan tomat sayur di pasar-pasar tradisional berhasil menurunkan harga komoditas tersebut. Demikian juga panen raya padi di beberapa daerah berhasil membuat harga beras melanda. Semua penurunkan harga ini bisa menetralisir kenaikan tarif listrik rumah tangga 900 VA dan kenaikan harga Pertamax dan Pertalite. Penyebab terjadinya deflasi bulan Maret 2017 adalah turunnya indeks harga konsumen secara umum. Meskipun hanya 2 kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan 0.28 persen dan kelompok sandang 0,03, namun cukup berpengaruh terhadap indeks harga konsumen. Tingkat inflasi per kelompok pengeluaran disajikan pada tabel 1.
Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Maret 2017, yaitu: kelompok bahan makanan 0.2777 persen dan kelompok sandang 0.0014. Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan penghambat laju deflasi adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,1071; kelompok Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,0379; kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan 0,0224 persen; kelompok kesehatan 0.0172, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0.0051 persen;
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2017 mengalami deflasi 1.43 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 140.70 pada Februari 2017 menjadi 139.67 pada Maret 2017 . Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 9 sub kelompok mengalami deflasi dan 2 sub kelompok mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 4.99 persen, diikuti sub kelompok Ikan Diawetkan sebesar 2.56 persen, sub kelompok Daging dan Hasil-hasilnya sebesar 2.40 persen, sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 1.67 persen, sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 0.75 persen, sub kelompok Padi-padian, Umbiumbian dan Hasilnya sebesar 0.53 persen, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.38, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0.15 prsen, sub kelompok buah-buah sebesar 0.13 persen. Sementara 2 sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok ikan segar sebesar 0.24 persen dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0.45 persen. Kelompok ini pada Maret 2017 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0.2777 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: cabe rawit sebesar 0.0677 persen, daging ayam ras sebesar 0.0649, cabai merah sebesar 0.0546, telur ayam ras sebesar 0.0370, tomat sayur sebesar 0.0265, bawang putih sebesar 0.0260, beras sebesar 0.0207, dan tongkol pindang sebesar 0.0158. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : bawang merah sebesar 0.0161, wortel sebesar 0.0065, dan labu siam/jipang sebesar 0.0048. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada Maret 2017 mengalami inflasi 0.03 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 127.96 pada Februari 2017 menjadi 126,28 pada Maret 2017 . Inflasi terjadi pada sub kelompok sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0.21 persen diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0.01 persen. Kelompok ini pada Maret 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.0051 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : ice cream sebesar 0.0042 persen, minuman ringan sebesar 0.0036 persen, rokok putih sebesar 0.0003 persen, kembang gula sebesar 0.0002 persen, coklat batang sebesar 0.0002 persen, air kemasan sebesar 0.0002 persen, dll. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi turunnya harga biskuit sebesar 0.0027 persen gula pasir sebesar 0.0009 persen. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Kelompok ini pada Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0.43 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 122.38 pada bulan Februari 2017 menjadi 122,91 pada Maret 2017. . Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 1.554 persen diikuti sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0.16 persen, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.01 persen. Sub kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0.13 persen . Pada Maret 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.1071 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi dan termasuk dalam 10 besar adalah tarip listrik sebesar 0.0866 persen, batu bata/tela sebesar 0.0232 persen, dan kompor sebesar 0.0048 Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi antara lain kompor sebesar dan kulkas 0,009 persen dan AC sebesar 0,0019. 4. S a n d a n g Kelompok sandang pada Maret 2017 mengalami deflasi 0.03 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 115.97 pada Februari 2017 menjadi 115.94 pada Maret 2017. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok mengalami deflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0.19 persen dan sub kelompok sandang wanita sebesar 0.03 persen. Sub kelompok yang mengalami deflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0.28 persen dan sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.04 persen . Pada Maret 2017 kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0.0014 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah emas perhiasan sebesar 0.0039 persen dan kemeja pendek anak-anak sebesar 0.0022 persen. Sedangkan yang memberikan sumbangan inflasi antara lain celana panjang jeans laki-laki sebesar 0.0014 persen, seragam sekolah anak sebesar 0.0009 persen, dll. 5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada Maret 2017 mengalami inflasi 0.38 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 117.14 pada bulan Februari 2017 menjadi 117.58 pada Maret 2017 . Dari 4 sub kelompok 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1.07 persen diikuti sub kelompok obat obatan sebesar 0.69 persen. Sedangkan sub kelompok jasa perawatan jasmani dan sub kelompok jasa kesehatan tidak mengalami perubahan angka indeks. Pada Maret 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0172 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga parfum sebesar 0.0083 persen, bedak sebesar 0.0043 persen, alas bedak 0.0011 persen, sabun mandi sebesar 0.0010 persen, deodorant sebesar 0.0008 persen, pasta gigi sebesar 0.006 persen, lipstik sebesar 0.0004 persen, dll Tidak ada komoditas dari kelompok kesehatan yang mengalami penurunan indeks harga. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0.39 persen atau mengalami kenaikan angka indeks dari 126.16 pada Februari 2017 dan menjadi 126.65 pada Maret 2017. Dari 5 sub kelompok pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga hanya 1 sub kelompok yang mengalami inflasi, sementara 4 sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok rekreasi sebesar 1.89 persen. Sedangkan sub kelompok olah raga , sub kelompok pendidikan, sub kelompok kursus-kursus / pelatihan, dan sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan tidak mengalami perubahan angka indeks. Pada Maret 2017 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0379 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga tarif rekreasi. 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2017 mengalami inflasi 0.12 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 133.53 pada Februari 2017 menjadi 133.69 pada Maret 2017. Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi, 1 sub kelompok mengalami deflasi, dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 1.49 persen, diikuti sub kelompok transpor sebesar 0.19 persen. Sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0.85 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada Maret 2017 memberikan sumbangan inflasi 0.0224 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga bensin 0.0181 persen, jasa pemeliharaan dan service kendaraan sebesar 0.0174 persen dan jasa cuci kendaraan sebesar 0.0117 persen. Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga tarip pulsa ponsel sebesar 0.0306 persen.
Name *
Email *
Website
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
2 × eight =