Berita TerbaruDokumentasiHeadline

RAKOR PENYELESAIAN PERSELISIHAN MAHASISWA AMBON DAN SUMBAWA

Kamis 24 Maret 2016 bertempat di ruang Sidang Balaikota Malang dilaksanakan rapat kordinasi penyelesaian pertikaian yang melibatkan mahasiswa Ambon dan Sumba. Acara ini Rakor ini dipimpin langsung oleh Walikota Malang, H. Moch. Anton yang akrab di sapa abah Anton.  Rakor juga diikuti oleh Kapolres Malang Kota, Dandim Kota Malang, Kepala BIN kota  Malang dan Rektor Universitaas Wisnuwardhana, serta perwakilan dari tokoh Mahasiswa Ambon dan Sumba, turut hadir juga Aremania.
Walikota menuturkan bahwa kejadian ini sudah sering terjadi meskipun sudah berulang kali terjadi perjanjian damai. Malang sebagai kota pendidikan tidak pernah menolak siapapun untuk menempuh pendidikan di kota Malang namun budaya Arema adalah cinta damai, rukun dan ramah. Kejadian ini sedikit mengusik kedamaian yang sudah kondusif.
Melalui rakor bersama ini Abah Anton mengharapkan daerah-daerah yg mengirimkan mahasiswa ke Malang sebaiknya di beri pelatihan atau pembinaan terlebih dahulu agar mengetahui situasi dan kondisi mengenai sosial budaya tentang dimanapun tempat yang akan di tempat untuk menempuh pendidikan. “Harapaan kita saudara-saudara kita yang menempuh pendidikan di kota Malang ini bisa mengenal budaya Arema tentang kebersamaan, dan tidak ada budaya sweeping atau balas dendam” ujar Abah Anton.
Salah satu perwakillan Aremania mengungkapkan bahwa siapaun boleh datang ke Malang entah Itu bekerja atau kuliah silahkan tapi satu Malang harus aman jangan bikin onar. M. Ali Akbar selaku tokoh pembina adik-adik Mahasiswa dari Indonesia timur mengungkap bahwa kota Malang sudah banyak melahirkan kaum intelektual dan cendikia yang berasal dari Indonesia Timur. “Turut menyesali adanya satu dua orang yang memang kemudian membuat kita menjadi tersakiti semuanya, dan kami keluarga besar pelajar dan mahasiswa Indonesia Timur juga mengecam keras kejadian yang kemarin itu terjadi” tambah Ali.
Dalam rakor ini juga dibacakan pernyataan 5 sikap dari Keluarga Mahasiswa timur, Mahasiswa Ambon, Sumba dan juga Aremania bahwa :
1.    kami mengecam peristiwa tawuran yang mengakibatkan hilangnya nyawa Nasehon Leplepem atau Moger mahasiswa asal Ambon.
2.    Para penegak hukum mengambil tindakan secara cepat, tepat, adil dan transparan setuntas tuntasnya.
3.    Menolak segala bentuk tindak kekerasan atas nama suku agama.
4.    Menghimbau agar pihak-pihak yang terlibat berusaha menahan diri dan menahan dan tidak menebarkan kebencian
5.    dan Bersama-sama turun tangan dan berkontribusi serta menjaga keamanan dan ketertiban di kota malang, khususnya untuk hubungan dengan mahasiswa indnesia timur maupun dengan mahasiswa lainya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *