KOTA MALANG MENUJU SMART CITY

Kemunculan area perkotaan dengan konsentrasi penduduk yang terus meningkat melahirkan banyak persoalan. Masalah manajemen sampah, kelangkaan sumber daya, polusi, rendahnya kualitas kesehatan warga, kemacetan, serta kurangnya sarana dan prasarana muncul. Hambatan dan masalah ini yang kemudian melahirkan tantangan bagaimana cara mengelola kota dengan cerdas dan bertujuan akhir meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduknya.

Bertempat di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Rabu 3 Juni 2015. Topan Yuniarto Peneliti Litbang Kompas mengadakan Briefing interviewer untuk survey kota cerdas (smart city) di Kota Malang. Peserta yang hadir berjumlah 50 mahasiswa S1 dari berbagai Universitas yang ada di Kota Malang. Adapun tujuan acara ini adalah pemetaan persepsi dan sikap masyarakat atas kondisi kota dan Layanan Publik yang ada di Kota Malang.

Dalam pembekalan survey yang disampaikan Topan Yuniarto bahwa acara pemilihan Smart City ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu kota besar, kota menengah dan kota kecil. Sedangkan Kota Malang sendiri bersaing dengan Yogyakarta, Solo, Pontianak, dan Balikpapan di kategori kota sedang. Nantinya akan dipilih 1 pemenang dari setiap kategori untuk mendapat predikat sebagai Smart City.

Sedangkan kordinator daerah survey Smart City Iqbal Fadjar menyatakan bahwa alur survey sudah dimulai dengan dibukanya pembekalan ini. Survey dimulai dari Kelurahan sampai RT, dan juga dilakukan wawancara dengan warga untuk koreksi responden. Nantinya hasil survey ini harus segera dikirimkan oleh interviewer via sms untuk selanjutnya di data oleh Korda. Acara survey sendiri hanya berlangsung 4 hari dimulai dari hari kamis 4 Juni sampai Minggu 7 Juni 2015.

Kegiatan ini pembicara lebih menekankan pada teknis mensurvey dan item apa saja yang harus dibawa saat mensurvey, termasuk pemberian kaos dan topi bagi para responden. Acara ini ditutup dengan doa bersama supaya acara survey ini bisa berlangsung lancar dan menjadikan Kota Malang sebagai Smart City 2015.