Berita TerbaruDokumentasiHeadline

AGUSTUS 2016, KOTA MALANG INFLASI -0.03 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas kota Malang hasil SBH 2012 terdiri dari 372 komoditas meningkat dibandingkan dengan paket komoditas hasil SBH 2007 sebelumnya yaitu sebanyak 349 komoditas..

Berdasarkan hasil pemantauan BPS kota Malang pada Agustus 2016 terjadi inflasi -0.03 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125.14 pada Juli 2016 menjadi 125.10 pada Agustus 2016. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1.61 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015 ) sebesar 2.93 persen.

Inflasi bulan Agustus 2016 dipicu oleh beberapa komoditi, antara lain Tarip Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Dasar (SD) Kontrak rumah, Sekolah Menengah Atas (SMA), cabai rawit, kentang, pasir, tarip listrik, cabai merah, bawang putih, dan sewa rumah.. Tarip uang sekolah mendominasi sumbangan andil inflasi bulan ini, seiring dengan musim tahun ajaran baru. Kenaikan dipicu oleh sumbangan dari sekolah swasta untuk yang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama. (SMP), karena untuk SD dan SMP Negeri masih gratis, sedangkan untuk SMA masih ada pembayaran SPP.

Komoditi yang meghambat inflasi di bulan Juli 2016 antara lain Angkutan udara, daging ayam ras, beras, kelapa, tarip ponsel, gula pasir, angkutan antar kota, tarip kereta api, wortel, tongkol pindang, semen.

Tarip angkutan mengalami penurunan ke tarif normal, baik angkutan udara, kereta api, angkutan antar kota dan travel, setelah bulan kemarin mengalami kenaikan pada lebaran. Penurunan tarif angkutan menjadikan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi, dan secara keseluruhan menghambat laju inflasi bulan ini.

Beberapa komoditas bahan makanan mengalami penurunan harga karena stok yang melimpah dan permintaan permintaan yang tidak setinggi lebaran kemarin. Dua kelompok tersebut menjadikan kota Malang deflasi sebesar 0.03 persen..

Meningkatnya produksi semen nasional yang lebih tinggi dibandingkan permintaan pasar dan makin ketatnya persaingan industri semen, mengakibatkan turunnya harga semen di pasaran.

Penyebab terjadinya deflasi bulan Agustus 2016 adalah turunnya indeks harga konsumen secara umum. Dari tujuh kelompok pengeluaran, 2 kelompok mengalami deflasi dan 5 kelompok pengeluaran mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan -1.22 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.02 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0.81 persen; kelompok sandang 0.10 persen; kelompok kesehatan 0.12 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 2.68 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -1.34 persen..sebagaimana terlihat pada tabel 1.

No

Kelompok komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi pada Agustus 2016, yaitu: kelompok bahan makanan -0.2359 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.0025 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0.1996 persen; kelompok sandang 0.0059 ; kelompok kesehatan 0.0053, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, 0.2558 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan – 0.259 persen .

No

No

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

  1. Bahan Makanan
    Kelompok bahan makanan pada bulan Agustus 2016 mengalami inflasi -1.22 persen atau terjadi penurunan angka indeks dari 138.20 pada Juli 2016 menjadi 136.52 pada Agustus 2016 .

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 9 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 4.71 persen diikuti sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya sebesar 0.33 persen

Sedangkan 3 sub kelompok yang mengalami deflasi adalah, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 5.17 persen, diikuti sub kelompok lemak dan minyak sebesar 3.12 persen , sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3.07 persen, sub kelompok ikan diawetkan 2.92 persen’ sub kelompok padi-padian umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1.45 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 0.63 persen,. kelompok ikan segar sebesar 0.60 persen,sub kelompok kacang-kacangan dan sub sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.17 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar – 0.2359 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: cabai rawit sebesar 0.0482 persen, kentang sebesar 0.406 persen, cabai merah sebesar 0.0308 persen, bawang putih sebesar 0.0223 persen, jeruk sebesar 0.0094 persen,pisang sebesar 0.008 persen, daun bawang sebesar 0.0077 persen,, tauge/ kecambah sebesar 0.0074 persen, mie kering instant sebesar 0.0069 persen, telur ayam ras sebesar 0.0065 persen, dll..

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain : daging ayam ras sebesar 0.1336 persen, beras sebesar 0.0635 persen, kelapa sebesar 0.0422 persen, wortel sebesar 0.0238 persen, tongkol pindang sebesar 0.0217 persen, bayam sebesar 0.0191 persen, apel sebesar 0.0188 persen, tomat sayur sebesar 0,0168 persen. kangkung sebesar 0.0149 persen, mujair sebesar 0.0138 persen, dll.

  1. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Agustus 2016 mengalami inflasi 0.02 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 125.75 pada Juli 2016 menjadi 125.77 pada Agustus 2016 .

Tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0.53 persen diikuti sub kelompok makanan jadi sebesar 0.12 persen sedangkan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0.78 persen.

Kelompok ini pada Agustus 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0.0025 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain : rokok kretek filter sebesar 0.0155 persen, nasi dengan lauk sebesar 0.0074 persen, teh sebesar 0.0032 persen, kue basah sebesar 0.0021 persen, telur asin sebesar 0.0019 persen, rokok putih sebesar 0.0009 persen, roti tawar sebesar 0.0008 persen, air kemasan sebesar 0.0007 persen, coklat batang sebesar 0.0004 persen , rokok kretek sebesar 0.0001 persen,, dll.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi turunnya harga
gula pasir sebesar 0.0305 persen..

  1. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok ini pada Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 0.81 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 117.60 pada bulan Juli 2016 menjadi 118.55 pada Agustus 2016 .

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini semua sub kelompok mengalami  inflasi. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 1.00 persen diikuti sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebasar 0.65 persen, sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0.52 persen dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0.29 persen.

Pada Agustus 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.1996 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain adalah kontrak rumah sebesar 0.0803 persen, pasir sebesar 0.0344 persen, tarip listrik sebesar 0.033 persen, sewa rumah sebesar 0.0222 persen, kusen sebesar 0.0108 persen, besi beton sebesar 0.0107 persen, upah pembantu rumah tangga sebesar 0.0107 persen, batu bata/ tela sebesar 0.0084 persen, juicer sebesar 0.0042 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga
semen 0.0195 persen .

  1. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Agustus 2016 mengalami inflasi 0.10 persen, atau terjadi kenaikan angka indeks dari 115.08 pada Juli 2016 menjadi 115.20 pada Agustus 2016.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0.26 persen diikuti sub kelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0.11 persen dan sub kelompok sandang wanita sebesar 0.08 persen , sedangkan sub kelompok sandang laki-laki tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Agustus 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.0059 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga sepatu sebesar 0.0031 persen,emas perhiasan sebesar 0.0015 persen, bahan baju katun sebesar 0.0013 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

  1. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Agustus 2016 mengalami inflasi 0.12 persen, atau mengalami kenaikan angka indeks 114.85 pada bulan Juli 2016 menjadi 114.99 pada Agustus 2016 .

Dari 4 sub kelompok 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0.19 persen diikuti sub kelompok obat obatan sebesar 0.16 persen dan sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0.06 persen, sedangkan sub kelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Agustus 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar
0.0053 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga lipstik sebesar 0.0013 persen, ongkos bidan sebesar0.0009 persen, pembersih dan penyegar sebesar 0.0007 persen, obat flu sebesar0.0005 persen, vitamin 0.0005 persen, obat sakit kepala sebesar 0.0004 persen,sabun wajah sebesar 0.0004 persen, deodorant sebesar 0.0003 persen, dll

  1. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Agustus 2016 mengalami inflasi sebesar 2.68 persen atau mengalami kenaikan angka indeks dari 118.58 pada Juli 2016 menjadi 121.76 pada Agustus 2016.

Dari 5 sub kelompok , 3 sub kelompok mengalami inflasi, dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok pendidikan sebesar 4.70 persen, diikuti sub kelompok perlengkapan / peralatan pendidikan sebesar 0.81 persen dan sub kelompok kursuskursus / pelatihan sebesar 0.33 persen, sedangkan sub kelompok rekreasi dan sub kelompok olah raga tidak mengalami perubahan angka indeks.

Pada Agustus 2016 kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar
0.2558 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah naiknya indeks harga tarip Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 0.0837 persen, Sekolah Dasar (SD) sebesar 0.0824 persen, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 0.0572 persen, Taman Kanak-Kanak sebesar 0.014 persen, Personal Komputer/ Desktop sebesar 0.0107 persen, Kelompok Bermain (KB) sebesar 0.0041 persen, kursus bahasa asing sebesar 0.0023 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi tidak ada.

  1. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Agustus 2016 mengalami inflasi -1.34 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 132.52 pada Juli 2016 menjadi 130.75 pada Agustus 2016.

Dari 4 sub kelompok dalam kelompok ini 1 sub kelompok mengalami inflasi , 2 sub kelompok mengalami deflasi dan 1 sub kelompok tidak mengalami perubahan angka indeks. Yang mengalami inflasi adalah sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0.08 persen. Yang mengalami deflasi adalah sub kelompok Transpor sebesar 1.59 persen diikuti sub kelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 1.22 persen.

Sedangkan, dan sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan angka indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada Agustus 2016 memberikan sumbangan inflasi -0.259 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah naiknya indeks harga sepeda motor sebesar 0.0122 persen, ban luar motor sebesar 0.001 persen, ban luar mobil sebesar 0.0006 persen, dll.

Sedangkan yang memberikan sumbangan deflasi adalah turunnya indeks harga angkutan udara sebesar 0.1686 persen, ponsel sebesar 0.0323 persen, angkutan antar kota sebesar 0.0259 persen, tarip kereta api sebesar 0.0246 persen, tarip kendaraan travel sebesar 0.0114 persen, telepon seluler sebesar 0.01 persen..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *