Berita TerbaruHeadline

BAPPEDA Kota Malang Gelar Lomba Inotek

nln bm l b a indexMalang – Kota Malang memiliki banyak kreator dan inovator handal yang sangat berpotensi tampil di tingkat nasional bahkan internasional. Hal itu, diketahui saat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, menggelar lomba inovasi dan teknologi (Inotek), Jum’at (20/5) di dalam ruang kantor SKPD.

Ada empat kategori yang dilombakan dalam acara ini, masing-masing kategori teknologi, lingkungan, agribisnis serta energi dan diikuti sekitar 64 peserta dari berbagai kalangan baik perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakay (LSM) hingga perwakilan dari kelurahan.

Kepala Bappeda, Wasto, mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam menggali unsur-unsur kreatif yang ada dalam masyarakat. Terbukti, dalam lomba kali ini, ada beberapa terobosan baru yang sangat inovatif dan tidak terduga sebelumnya, seperti polisi tidur yang bisa menghasilkan energi, paving dari sampah dan sebagainya

“Ini merupakan bukti jika potensi kreatif di Kota Malang ini sangat bagus,” kata Wasto.

Bappeda juga berencana akan mengembangkan potensi kreatif warga dengan membentuk paguyuban bersama sebagai wadah dan tempat berkumpul para inivator untuk berdiskusi dan mengaplikasikan hasil karya mereka.

Tak hanya itu, pemerintah juga bersedia menjembatani hasil karya para inovator ini untuk dipatenkan serta dipasarkan dengan menggandeng Malang Creative Fusion (MCF) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Selain merupakan penjaringan inovasi, lomba inotek ini juga ajang persiapan untuk mengirimkan wakil dari Kota Malang untuk ikut lomba tingkat provinsi. Diakui Wasto, pada tahun lalu, pemerintah kurang siap mengikuti lomba serupa, sehingga hasilnya kurang membanggakan. “Karena itu tahun ini kita coba serius dengan menjaring di tingkat kota dahulu, untuk ikut tingkat provinsi, nanti jika menang tingkat itu bisa melaju ke tingkat nasional,” tuturnya.

Salah satu inovasi yang cukup membanggakan, adalah paving sampah hasil kreasi Warga Kelurahan Celaket. Karya ini cukup unik, karena para ibu-ibu di kelurahan itu memiliki pemikiran bagaimana mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna seperti paving.

Ketua tim dari Kelurahan Rampal Celaket, Nur Hamidah, mengatakan, paving sampah terdiri atas tiga komponen yakni sampah itu sendiri, semen dan pasir yang diolah hingga menjadi paving. Agar memiliki kekuatan yang baik, proses pembuatan hingga pengeringan membutuhkan waktu satu minggu, dan paving bisa digunakan.

“Dan yang mengerjakan ini adalah warga sendiri yang terdiri dari ibu-ibu juga,” kata Nur Hamidah

Paving dari olahan sampah ini juga menarik karena bisa meresap air dengan baik, sebab bahannya juga terdiri dari kain yang sudah tidak terpakai, disamping sampah jenis lain yang bisa dimanfaatkan. “Pemikiran ini berangkat dari kepedulian kami terhadap sampah yang ada di kelurahan,” ungkapnya. (Sa).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *